Astrologi dipercaya sudah ada sejak tahun 2000 SM dan diciptakan oleh suku Babel (Babil/Babilonia) di daratan Mesopotamia, daratan antara sungai Tigris dan Efrad (sekarang Irak Tenggara) yang memang dikenal sebagai bangsa penyembah benda-benda langit yang diceritakan dalam Kitab Perjanjian Lama.
Mereka menganggap matahari, bulan dan berbagai objek benda di langit sebagai dewa-dewi mereka dan percaya bahwa mereka dapat memprediksi masa depan dari pergerakan benda-benda langit tersebut. Bangsa Babilonia Kuno inilah yang juga dipercaya telah berhasil menemukan angka 666 yang kemudian dipercaya sebagai angka setan oleh para penganut Kristen.
Bangsa Babel mulai menyebar ketika Bangsa Persia dan Media mengalahkan mereka pada tahun 539 SM dan menghentikan segala praktek kegiatan lama Bangsa Babel untuk kemudian diganti dengan praktek mereka sendiri. Bangsa Babel yang hijrah ke daratan Eropa Selatan (Roma dan Yunani) mulai melanjutkan praktik mereka tentang ilmu perbintangan dan menurunkannya ke anak-anak cucu mereka.
Pada sekitar akhir abad 2 SM setelah peristiwa Alexandria, ilmu astrologi bangsa Babel ini bercampur dengan tradisi dari Mesir sehingga menyebabkan terciptanya Astrologi Horoskop yang kemudian menyebar dengan cepat ke Eropa, Timur Tengah dan India hingga kemudian kita kenal sampai sekarang ini.
Seiring dengan munculnya berbagai agama seperti Kristen, Muslim, Yahudi dan lain-lain, ilmu astrologi turunan bangsa Babilonia kuno ini ditakuti akan mencampur ke agama-agama tersebut karena ilmu ini tidak didasarkan pada teori ilmu pengetahuan. Selain itu ditakutkan ilmu ini akan membawa pengaruh musrik yang menyebabkan orang tidak lagi percaya pada Tuhan dan berpaling dari ajaran berbagai agama tersebut. Oleh karena itu Astrologi sempat ditentang dan prakteknya dilakukan dengan sembunyi-sembunyi hingga akhirnya dapat diterima khalayak ramai pada jaman modern.
Ilmu astrologilah yang pertama kali mengemukakan pergerakan sistematis Matahari, Bulan, Planet dan Bintang, dan dari sinilah berbagai ilmu seperti Astronomi, Matematika, Kesehatan dan ilmu psikologi berasal.
Astrologi memang berbeda dengan astronomi namun astronomi berakar dari sebuah ilmu luar biasa temuan bangsa Babilonia kuno ini yang kemudian di kuatkan oleh Galileo. Jika Astrologi hanya berdasarkan perkiraan dan membaca pergerakan benda langit untuk melihat masa depan, Astronomi merupakan ilmu tentang pengamatan kejadian yang terjadi di luar bumi dan atmosfernya. Teori Astrologi yang menempatkan bumi sebagai pusat dari alam semesta kemudian disanggah oleh Coppernicus yang memberikan bukti bahwa bumilah yang sesungguhnya mengelilingi matahari dan mataharilah yang menjadi pusat alam semesta.
Inilah tonggak berdirinya ilmu astronomi yang kemudian disambut oleh masyarakat sedunia. Ilmu astrologi memberikan sumbangsih yang besar kepada perkembangan ilmu dunia dan menginspirasi beberapa ilmuwan seperti Pythagoras, Plato, Aristotle, Galen, Paracelsus, Girolamo Cardan, Nicholas Copernicus, Galileo Galilei, Tycho Brahe, Johannes Kepler, Carl Jung dan lain sebagainya.
Dari sinilah pula ilmuwan-ilmuwan dunia berhasil menemukan rahasia alam semesta dari skema bumi yang mengorbit matahari, teori heliosentris, dinamika langit dan hukum gravitasi, hingga berbagai temuan fisika dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari hingga sekarang. Astrologi dan pembacaan horoskop tidaklah selalu merugikan dan dituding sebagai barang haram, namun di balik itu semua ilmu astrologi menyimpan rahasia-rahasia dunia yang menanti untuk dikuak oleh para manusia.
No comments:
Post a Comment