Saturday, January 23, 2010

INFO : Buah Putat dibuat ulaman makan bersama sambal tempoyak..

khasiatnya..elak darah tinggi ...belah dan buang bijnya, potong nipis isinya dan cecah dgn sambal tempoyak... muah muah sedap kelat2 lemak rasanya. aku tanam pokok ini di kebun kat kg.
daun putat pula di makan bersama laksa kedah sebagai ulaman..


INFO : Keriang Pulau

88. ulaman... adakah anda mengenalinya. .

terkini hari ini 19 januari 2010 pokok keriang pulau tu dah berbuah lebat... buahnya boleh dimakan... walau dalam pasu aku tanam buahnya menjadi2...

ORANG KELANTAN ADA NAMA LAIN UTK POKOK INI MAAF HAMBA DAH LUPEEE..SILAKAN YG TAHU APA NAMANYA...?? ?

DAUN YG HIJAU MUDA TU DIJADIKAN ULAMAN MENTAH...TAK PERLU DIREBUS


************ ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********
KESEMUA ULAMAN INI KAU TANAM DALAM PASU DALAM RUMAHKU...DARI PADA TANAM BUNGA MEMBAZIR JER....

INFO : Pokok Patawali

patawali

Patawali atau nama saintifiknya Tinospora crispa dipercayai dapat merawat sakit kulit, merawat darah tinggi dan kencing manis. Caranya ialah batang pokok ini dipotong, direbus dan diminum airnya.

Pernahkah anda melihat pokok ini? Pokok ini masih banyak lagi dijumpai di kampung-kampung dan ianya mudah hidup dengan menjalar dan menumpang pokok-pokok besar yang lain.

Mungkin anda pernah menggunakan pokok ini dalam merawat sesuatu penyakit. Harap dapat dikongsikan di sini…

TIPS : Memahirkan diri dalam perbualan menggunakan Bahasa Inggeris

Kaedah Permulaan Perbualan

Dengan menggunakan kaedah permulaan perbualan ini, anda sebenarnya belajar cara-cara untuk memulakan sesuatu perbualan itu berdasarkan tujuan perbualan itu. Hal ini amat berkesan dan amat efektif kerana anda cuma belajar teknik untuk memulakan perbualan sahaja dan kemudian menamatkan perbualan itu mengikut kesesuaian situasi.


Tujuan 1: Menolak permintaan/pelawaan


Kadang-kadang anda berada dalam situasi anda perlu menolak sesuatu pelawaan atau apabila anda terpaksa menolak permintaan pertolongan daripada orang lain. Jika anda sekadar berkata ‘no’, maka bunyinya agak kasar dan biadab. Berikut adalah beberapa contoh permulaan perbualan untuk anda menolak sesuatu pelawaan atau permintaan dengan baik:
I’m afraid I can’t…
Saya rasa saya tak boleh…
I’m sorry, but I really…
Maafkan saya, saya memang…
Maafkan saya, saya betul-betul…
Thank you for the offer, but I need/have…
Terima kasih atas pelawaan/tawaran itu, tapi saya kena/ terpaksa…
Sorry, but I don’t particularly like ….
Maaf, tapi saya tak berapa suka/gemar…
I’d really/rather not…
Kalau boleh, saya tak nak/mahu…
Thank you, but it’s not my idea of…
Terima kasih, tapi perkara ini bukan idea yang baik untuk…
Sorry, I’m not really fond of…
Maaf, tapi saya tak gemar/tak berapa suka…
That’s very kind of you, but I really have to…
Baik hati betul awak ni, tapi saya memang/terpaksa…

Info
Lebih sopan untuk anda menyebut thank you atau sorry sebelum anda menolak sesuatu pelawaan atau permintaan. Jangan mulakan ayat anda dengan no kerana perkara ini dianggap biadab dan tidak berhemah.

Contoh pembinaan ayat
1. I’m afraid I can’t join you for lunch today. I have some urgent work to complete.
Saya rasa saya tak boleh sertai awak untuk makan tengah hari. Saya ada kerja penting yang perlu disiapkan.
2. I’m sorry, but I really am busy right now.
Maafkan saya, saya memang sibuk sekarang ini.
Maafkan saya, saya betul-betul sibuk sekarang ini.
3. Thank you for the offer, but I need/have to go home early.
Terima kasih atas pelawaan/tawaran itu, tapi saya kena/terpaksa balik awal hari ini.
4. Sorry, but I don’t particularly like watching wrestling.
Maaf, tapi saya tak berapa suka/gemar menonton gusti.
5. I’d really/rather not go shopping today. I am very tired after the game.
Kalau boleh, saya tak nak/mahu membeli-belah hari ini. Saya amat letih selepas permainan itu.
6. Thank you, but it’s not my idea of resting.
Terima kasih, tapi bukan idea yang baik untuk berehat.
7. Sorry, I’m not really fond of camping.
Maaf, tapi saya tak gemar/tak berapa suka berkhemah.
8. That’s very kind of you, but I really have to decline your offer.
Baik hati betul awak ni, tapi saya terpaksa menolak permintaan awak.


Artikel di atas dipetik daripada Bab 3: Memahirkan Diri Dalam Perbualan dengan Kaedah Permulaan Perbualan dalam buku Cara Mudah Menguasai Kemahiran Berbahasa Inggeris - Perbualan Sehari-hari Dalam Bahasa Inggeris. Maklumat lanjut berkenaan buku ini boleh didapati di
www.books.perintis. com.my.

INFO : Sejarah Orang Tamil di Sumatera Utara.

KOMUNITAS TAMIL DALAM KEMAJEMUKAN MASYARAKAT

DI SUMATERA UTARA[1]

Zulkifli B. Lubis[2]

Pengantar

Komunitas India Tamil telah hadir dan menjadi bagian yang signifikan dalam perkembangan kebudayaan di Nusantara sejak beberapa abad yang lalu, terutama di sebagian masyarakat yang ada di Pulau Sumatera. Interaksi mereka yang sudah panjang dalam bilangan sejarah dengan komunitas lokal di Nusantara, sudah barang tentu, menjadikan pembahasan tentang komunitas ini bisa dibuat dari beragam aspek, lokus, perspektif dan kurun waktu. Pengenalan saya tentang komunitas Tamil dan kebudayaan mereka, harus saya akui, masih sangat dangkal sehingga bahan yang disampaikan di sini boleh jadi baru mengulas selembar kulit ari dari lapis-lapis kebudayaan mereka yang sangat kompleks. Saya baru mulai menaruh perhatian dan mencoba mengumpulkan bahan-bahan informasi tentang komunitas Tamil dan kebudayaannya ketika saya menulis sebuah makalah tentang adaptasi dan jaringan sosial komunitas Tamil dan Punjabi di Medan, yang saya sampaikan dalam sebuah konferensi di Pulau Penang pada 2003 lalu[3]. Paparan yang saya sampaikan dalam forum ini, karenanya, sebagian besar masih mengacu kepada tulisan tersebut.

Penduduk imigran dalam kemajemukan masyarakat di Sumatera Utara

Kita seringkali terjebak oleh terminologi penduduk asli dan pendatang sehingga seakan-akan kita bisa dengan mudah mengkategorisasikan orang atau suatu kelompok tertentu sebagai bagian dari kita atau bukan. Dari perspektif sejarah peradaban manusia dan perpindahannya dari suatu tempat ke tempat lain dalam berbagai kurun waktu, yang lebih tepat barangkali adalah kategori pendatang awal dan pendatang kemudian. Memanng, sejarah peradaban manusia selalu dipenuhi oleh peristiwa perpindahan massif dari satu tempat ke tempat lain, baik yang berlangsung secara alamiah maupun karena terpaksa. Dengan perpindahan manusia yang massif tersebut terjadilah proses difusi kebudayaan, akulturasi dan assimilasi. Kisah-kisah kehadiran satu kaum di tengah-tengah kaum yang lain sebagai akibat dari gerak migrasi penduduk sudah lama menjadi perhatian dan bahan kajian kalangan ilmuwan sosial. Berkembangnya kota-kota besar dunia yang juga disesaki oleh migran dari pedesaan maupun dari luar negeri bahkan telah lama menjadi arena para ilmuwan, khususnya antropolog, untuk mempelajari proses-proses adaptasi kaum migran terhadap kehidupan di perkotaan, gejala etnisitas dan kelas-kelas sosial di kota, urbanisme, dan juga masalah-masalah kaum miskin di perkotaan (lihat George Gmelch & Walter P. Zerner, 1980).

Potret kemajemukan budaya karena adanya perpindahan penduduk secara massif tersebut dapat kita temukan salah satunya di kota Medan. Kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara, adalah sebuah kota yang tumbuh pesat sejak pertengahan abad ke-19 sebagai sebuah kota berpenduduk majemuk baik dari kalangan penduduk pribumi maupun imigran dari kawasan Asia seperti Cina, India, Arab dan imigran dari kawasan Asia Tenggara[4]. Gerak perpindahan kaum migran ke kota Medan tidak lepas dari tarikan magnit pertumbuhan kota ini sebagai sentra kemajuan ekonomi sehingga dijadikan sebagai tempat tujuan baru yang menjanjikan harapan untuk perbaikan hidup. Sudah luas diketahui bahwa kota Medan dan Tanah Deli (Sumatera Timur) pada umumnya yang pernah dijuluki sebagai “Het Dollar Land” berkembang sangat cepat sejak pertengahan abad ke-19 seiring dengan perkembangan industri perkebunan (mulanya perkebunan tembakau) yang dirintis oleh Jacobus Nienhys sejak 1863. Buruh-buruh dari Cina, India dan Pulau Jawa ketika itu didatangkan dalam jumlah besar oleh pengusaha-pengusaha perkebunan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Selain mereka yang didatangkan sebagai kuli, migran lain pun terus berdatangan ke kota ini untuk tujuan berdagang dan mengisi berbagai lowongan pekerjaan yang tersedia.

Fenomena kota Medan sebagai sebuah kota berpenduduk majemuk yang dihuni oleh migran lokal dan regional pernah menjadi bahan kajian antropolog Edward Bruner, yang antara lain memfokuskan kajiannya pada proses-proses adaptasi migran Batak Toba (lihat Bruner, 1961)[5]. Demikian juga antropolog Usman Pelly (1994) pernah melakukan kajian tentang proses urbanisasi dan adaptasi migran Minangkabau dan Mandailing di kota Medan, yang menurut beliau sangat ditentukan oleh misi budaya yang dimiliki oleh masing-masing kelompok etnik. Sementara itu, kajian-kajian tentang migran asing seperti orang Cina, India dan Arab yang juga telah sejak lama hidup di kota Medan sejauh ini belum banyak mendapat perhatian dari para ilmuwan. Khusus tentang orang India, memang sudah ada tulisan dari A. Mani (1980) yang berusaha memotret gambaran kaum migran India di Sumatera Utara, sebagai bagian dari tulisan yang dimuat dalam Indian Communities in Southeast Asia (K.S.Shandu & A. Mani, 1980).

Ketertarikan saya pada masalah migran asal India ini bermula dari pengamatan tentang fenomena adaptasi dengan penduduk pribumi yang relatif kontras antara migran India maupun Arab dengan migran asal Cina. Dalam pandangan kalangan awam, warga keturunan Cina di Medan cenderung eksklusif dan relatif kurang bergaul dengan penduduk pribumi, sementara orang Arab misalnya hampir melebur menjadi bagian yang nyaris sama dengan komunitas tempatan. Sementara itu, terhadap warga keturunan India pandangan dan streotip negatif tidak sekuat terhadap orang Cina, dan dalam pandangan kaum awam mereka lebih mampu beradaptasi dengan penduduk pribumi. Menarik juga untuk dicatat bahwa, orang-orang Cina yang pada awalnya datang ke Medan sebagai kuli perkebunan kemudian telah berkembang menjadi satu kelompok yang menguasai ekonomi, sementara migran keturunan India yang juga datang dalam kurun waktu yang sama dan untuk sebagian dengan status yang sama, tampaknya tidak memperlihatkan kemajuan penguasaan ekonomi semaju orang Cina. Tulisan ini tidak bermaksud memberikan jawaban terhadap perbedaan perkembangan yang dialami oleh migran keturunan Cina dan India di kota Medan, tetapi lebih fokus pada upaya pemotretan secara garis besar keberadaan komunitas India, khususnya orang Tamil di kota Medan.

Kedatangan Orang India di Sumatera Utara

Bahwa pengaruh kebudayaan India sangat kuat dalam kehidupan bangsa Indonesia sudah menjadi pengetahuan awam, dan proses penyerapan unsur-unsur budaya India oleh berbagai komunitas yang ada di negeri ini juga masih berlangsung hingga hari ini. Temuan-temuan arekologis di Sumatera maupun di Jawa mulai dari abad ke-7 M hingga abad ke-14 memperlihatkan kesinambungan kehadiran peradaban India di Kepulauan Nusantara (lihat Y.Subbarayalu, 2002a) Untuk konteks Sumatera Utara misalnya, kehadiran orang-orang India sudah terekam dalam sebuah prasasti bertarikh 1010 Saka atau 1088 M tentang perkumpulan pedagang Tamil di Barus yang ditemukan pada 1873 di situs Lobu Tua (Barus), sebuah kota purba di pinggir pantai Samudera Hindia. Prof. K.A. Nilakanta Sastri (1932) seperti dikutip dari tulisan Y. Subbarayalu (2002) menulis tentang prasasti itu sebagai berikut :

“ Fragmen prasasti dari Loboe Toewa berharga untuk dijadikan sebagai bukti yang jelas bahwa aktivitas perdagangan mereka (yaitu perkumpulan pedagang Tamil) telah menyebar ke Sumatera. Mungkin tidak tepat menyimpulkan berdasarkan prasasti itu bahwa bahasa Tamil telah digunakan dalam dokumen-dokumen umum di Pulau Sumatera pada abad ke-11 Masehi; namun jelas bahwa sekumpulan orang Tamil telah tinggal di Sumatera secara permanen atau semi permanen, dan termasuk di antaranya tukang-tukang yang mahir mengukir prasasti di atas batu..”

Keberadaan kaum pedagang Tamil pada abad ke-11 di pantai barat Sumatera, kemudian dikaitkan oleh sejumlah penulis dengan migrasi yang mereka lakukan ke arah pedalaman Sumatera karena terdesak oleh kekuatan armada pedagang-pedagang dari Arab/Mesir (Brahma Putro, 1979). Brahma Putro, seorang warga suku Karo yang menulis buku “Karo dari Jaman ke Jaman” (1979) menyebutkan bahwa orang-orang Tamil yang terdesak dari Barus kemudian terasimilasi dengan suku Karo yang tinggal di Dataran Tinggi Tanah Karo (pedalaman Sumatera), dan mereka inilah di kemudian hari yang menjadi keturunan marga (klen) Sembiring (Maha, Meliala, Brahmana, Depari), Sinulingga, Pandia, Colia, Capah, dsb. Secara fisik warga Karo dari kelompok klen tersebut memiliki persamaan dengan orang-orang Tamil.

Kehadiran orang Tamil juga bisa diidentifikasi di beberapa tempat lain di Sumatera, antara lain di Suruaso Sumatera Barat berdasarkan temuan batu bertulis (banda bapahek) dalam dua bahasa, salah satunya dalam bahasa India Selatan. Di bagian lain Sumatera, seperti kata Hasan Muarif Ambari (2008), kehadiran etnis Tamil di Nanggroe Aceh Darussalam sudah menyatu dengan masyarakat Aceh. Hanya fisiknya saja yang menunjukkan mereka berasal dari etnis Tamil, selebihnya mereka sudah menyatu sebagai warga Aceh tulen, berbahasa dan beradat-istiadat Aceh. Pada umumnya ‘sisa’ masyarakat Tamil, kata Ambari, tinggal di daerah Pidie dan Aceh Utara. Di daerah Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan, kehadiran mereka diduga kuat terjadi pada abad ke-13 atau 14 yang bisa diidentifikasikan dari keberadaan peninggalan candi di daerah Portibi, Saba Biara, bahkan yang tertua (diduga abad ke-9 masehi) di Simangambat. Peninggalan dalam bahasa juga masih bisa dikenali dengan mudah, seperti dalam istilah ‘naraco holing’, ‘banua holing’, ‘tumbaga holing’, ‘pijor koling’, dan lain sebagainya.

Tetapi kedatangan orang-orang India dalam jumlah besar dan hingga sekarang menetap dan membentuk suatu komunitas di berbagai bagian wilayah Sumatera timur dan khususnya Medan baru terjadi sejak pertengahan abad ke-19, yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di Tanah Deli. Menurut catatan T. Lukman Sinar (2001) di dalam tahun 1874 sudah dibuka 22 perkebunan dengan memakai kuli bangsa Cina 4.476 orang, kuli Tamil 459 orang dan orang Jawa 316 orang. Perkembangan jumlah kuli semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya, yang terbanyak adalah kuli Cina (53.806 orang pada 1890 dan 58.516 orang pada 1900) dan kuli Jawa (14.847 orang pada 1890 dan 25.224 orang pada 1900); sementara kuli Tamil bertambah menjadi 2.460 orang pada 1890 dan 3.270 orang pada 1900.

Selain mereka yang didatangkan oleh perusahaan-perusaha an perkebunan sebagai kuli, migran orang Cina, India dan juga Arab mulai berdatangan ke Sumatera timur untuk berdagang dan menjadi pekerja di bidang-bidang lain. Migran dari India yang datang untuk berdagang antara lain adalah orang-orang dari India Selatan (Tamil Muslim) dan juga orang Bombay serta Punjabi. A. Mani (1980:58) menyebutkan bahwa di luar pekerja kontrak di perkebunan, orang-orang India yang lain juga banyak datang ke Medan untuk berpartisipasi memajukan berbagai sektor usaha yang sedang tumbuh di kota ini; seperti kaum Chettiars atau Chettis (yang berprofesi sebagai pembunga uang, pedagang dan pengusaha kecil); kaum Vellalars dan Mudaliars (kasta petani yang juga terlibat dalam usaha dagang); kaum Sikh dan orang-orang Uttar Pradesh. Selain itu juga terdapat orang-orang Sindi, Telegu, Bamen, Gujarati, Maratti (Maharasthra) , dll. Tetapi orang-orang Indonesia pada umumnya tak mengenali perbedaan mereka dan secara sederhana menyebutnya sebagai orang Keling dan orang Benggali saja.

Di masa kolonial, buruh-buruh Tamil yang bekerja di perkebunan biasanya dipekerjakan sebagai tukang angkat air, membetulkan parit dan jalan (Lukman Sinar, 2001; Mahyuddin et.al; tt); sementara orang-orang Punjabi yang beragama Sikh biasanya bekerja sebagai penjaga keamanan, pengawal di istana dan kantor-kantor, penjaga toko, dan lain-lain. Orang Sikh yang bekerja di perkebunan juga bertugas sebagai penjaga malam dan pengantar surat; juga memelihara ternak sapi untuk memproduksi susu (Mani, 1980:58).

Pada masa sekarang tidak diperoleh angka yang pasti mengenai jumlah warga keturunan India di kota Medan, karena sensus penduduk setelah tahun 1930 tidak lagi menggunakan kategori etnik. Menurut A. Mani (1980) pada tahun 1930 terdapat sekitar 5000 orang Sikh di Sumatera Utara. Sementara itu A. Mani (1980) memperkirakan bahwa jumlah orang Tamil di Sumatera Utara adalah sekitar 18.000 jiwa; namun ada juga yang menyebut sekitar 30.000 jiwa pada tahun 1986 (Napitupulu, 1992).

Karakteristik Sosial Budaya Komunitas Tamil

Pemukiman

Pada masa kolonial orang-orang Tamil bermukim di sekitar lokasi-lokasi perkebunan yang ada di sekitar kota Medan dan Sumatera Timur. Setelah masa kemerdekaan, mereka pada umumnya berdiam di sekitar kota, yang terbanyak di kota Medan, juga di Binjai, Lubuk Pakam dan Tebing Tinggi. Pemukiman mereka yang tertua di kota Medan terdapat di suatu tempat yang dulu dikenal dengan nama Kampung Madras, yaitu di kawasan bisnis Jl. Zainul Arifin (dulu bernama Jalan Calcutta). Kawasan ini lazim juga dikenal dengan sebutan Kampung Keling, dan sekarang sudah dikembalikan namanya menjadi Kampung Madras. Lokasi perkampungan mereka terletak di pinggiran Sungai Babura, sebuah sungai yang membelah kota Medan dan menjadi jalur utama transportasi di masa lampau. Di kawasan ini hingga sekarang masih mudah ditemukan situs-situs yang menandakan keberadaan orang Tamil, misalnya tempat ibadah umat Hindu Shri Mariamman Kuil (sebagai kuil terbesar) yang dibangun tahun 1884 dan sejumlah kuil lainnya; juga pemukiman dan mesjid yang dibangun oleh orang Tamil Muslim sejak tahun 1887.

Pada masa sekarang ini pemukiman orang Tamil sudah menyebar di sejumlah tempat di seluruh Medan dan sekitarnya, seperti diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel Konsentrasi Pemukiman Orang Tamil di Medan dan Sekitranya

No

NAMA LOKASI

MAYORITAS AGAMA

RUMAH IBADAH

1 Jl. Teratai, Jl.Dr. Cipto Hindu, Buddha Kuil Shri Mariamman
2 Kesawan Hindu, Islam Dulu ada kuil, tapi sudah dipindahkan ke Kuil kaliaman sekarang (jl Taruma/Kediri)
3 “Pondok Seng” (Jl. T. Cik di Tiro) Sudah digusur kira-kira 10 thn lalu, dulunya Kristen, Buddha, Hindu Kuil Muniandi

Di Jl. Muara Takus

“dianggap dewa yang berlaku jahat”

4 Kebun Bunga Hindu, Islam Kuil Subramaniam (digunakan oleh kaum Chetty yg tinggal di Jl, Mesjid); juga ada mesjid org Tamil
5 Kampung Keling/Desa Madras Hulu Hindu Kuil Shri Mariamman; kuil Sikh,
6 Kampung Kubur Hindu, Islam, Buddha, Kristen Mesjid org Tamil

(South Indian Moslem Muslim)

7 Jl. Taruma/Kediri Hindu Kuil Kaliamman
8 Komplek Jl. Kang-kung /

Jl. Darat/ Jl. Abdullah Lubis

Orang Telenggu, agama Hindu, Buddha, Islam, Katolik Kuil Mariamman
9 Kampung Anggrung/Jl. Polonia/Gang A,B,C,D, E/ Jl. Mongonsidi/Jl. Karya Kasih Buddha Ada vihara, ada kuil, ada gereja Tamil Indonesia
10 Pantai Burung, Kampung Aur, Sukaraja, Kebun Sayur/dekat Kowilhan; Jl. Mangkubumi Hindu, Buddha, kristen, Islam Ada kuil Shri Mariamman
11 Jl. Pasundan, Jl. PWS, Sikambing, Jl. Sekip, Jl. Karya Sei Agul, Jl. Sei Sikambing Hindu, Buddha Ada kuil Guru Bakti, ada kuil Shri Mariamman
12 Kampung Durian/Medan timur Hindu Ada kuil Shri Mariamman
13 Jl. S. Parman/ G.Pasir, G. Sauh/ Jl. Hayam Wuruk, Pabrik Es (Jl. S.Parman/dkt St. Thomas) Buddha, Hindu, Kristen Kuil Shri Mariamman, ada vihara Buddha, ada mesjid, ada gereja (?)
14 Jl. Malaka, Jl. Gaharu, Jl. Serdang Hindu
15 Glugur, Jl. Bilal, Pulo Brayan/Lr 7, 21,22, 23, Sampali, Mabar Hindu, Buddha Kuil Shri Mariamman
16 Pasar III Pd Bulan, Jl. Sei Serayu Karang Sari Polonia, Tanjung Sari, Medan Sunggal Hindu, Buddha, Islam Ada kuil shri Mariamman
17 Desa Helvetia Hindu, Buddha, Kristen Katolik Kuil Shri Mariamman
18 Kampung Lalang, Diski Katolik, Hindu, Buddha, Islam Kuil Shri Mariamman
19 Kuala Bekala, Tuntungan/Pondok Keling (daerah kebun) Hindu Kuil Shri Mariamman
20 Binjai/Timbang Langkat Hindu, Buddha, Islam Kuil Shri Mariamman
21 Langkat/Padang Cermin (daerah kebun), Tj Beringin, Selesai (daerah kebun), Tanjung Jati (daerah kebun), Tanjung Pura Hindu, Islam Kuil Shri Mariamman
22 Lubuk Pakam, Batang Kuis Hindu, Buddha, Islam Kuil Subramaniam
23 Tebing Tinggi/Kampung Keling Hindu, Buddha, Islam Kuil shri Mariamman
24 Pertumbukan/ Deli Serdang Hindu, Islam
25 Kisaran/ Asahan Hindu

Sebuah laporan menyebutkan bahwa penduduk Tamil yang berjumlah kira-kira 30.000 jiwa di Medan dan sekitarnya, terbagi atas 66 % yang menganut agama Hindu, 28 % agama Buddha, 4,5 % beragama Katolik dan Kristen; dan 1,5 % yang beragama Islam (Napitupulu, 1992). Dalam sebuah wawancara dengan Pastor James Bharataputra (Juli 2003), pimpinan Graha Anne Maria Velankanni di Medan, disebutkan bahwa jumlah umat Tamil Katolik di kota Medan saat ini kira-kira 800 orang.

Mata Pencaharian Hidup

Di masa lalu pekerjaan orang-orang Tamil banyak diasosiasikan dengan pekerjaan kasar, seperti kuli perkebunan, kuli pembuat jalan, penarik kereta lembu, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang lebih mengandalkan otot. Hal ini terkait dengan latar belakang orang Tamil yang datang ke Medan, yaitu mereka yang berasal dari golongan dengan tingkat pendidikan yang rendah di India. Mereka inilah yang dipekerjakan di zaman kolonial sebagai kuli di perkebunan-perkebun an milik orang Eropa. Di masa sekarang keturunan mereka banyak yang bekerja sebagai karyawan swasta, buruh, dan juga sebagai sopir. Kalau di masa kolonial sebagian dari mereka menjadi penarik kereta lembu dan pembuat jalan, di masa kini keturunan mereka banyak yang sudah mengusahakan jasa transportasi angkutan barang dan juga menjadi pemborong pembangunan jalan. Keahlian mereka dalam kedua bidang pekerjaan ini banyak diakui orang.

Orang-orang Tamil yang datang secara mandiri ke Medan pada umumnya memiliki jenis mata pencaharian hidup sebagai pedagang. Di antaranya menjadi pedagang tekstil, dan pedagang rempah-rempah di pusat-pusat pasar di Medan. Selain itu mereka juga banyak yang bekerja sebagai supir angkutan barang, bekerja di toko-toko Cina, dan menyewakan alat-alat pesta. Selain itu banyak juga yang melakoni usaha sebagai penjual makanan, misalnya martabak Keling. Pada umumnya, mereka yang berjualan rempah-rempah, tekstil dan menjual makanan adalah orang-orang Tamil yang beragama Islam. Mereka adalah kaum Muslim migran yang datang dari India Selatan hampir bersamaan dengan kedatangan orang-orang India pada umumnya ke Medan pada pertengahan abad ke-19. Di masa sekarang juga sudah terdapat sejumlah orang Tamil yang sukses sebagai pengusaha di level daerah maupun nasional, seperti keluarga Marimutu Sinivasan.

Organisasi sosial dan keagamaan

Sejauh ini tidak ada organisasi yang dapat menghimpun warga Tamil dalam satu kesatuan. Mereka pada umumnya lebih terikat oleh kesatuan berdasarkan kesamaan agama, terutama di kalangan penganut Hindu, Buddha dan Katolik. Sementara mereka yang beragama Islam lebih cenderung melebur menjadi komunitas muslim dimana mereka bermukim. Penganut Hindu terhimpun dalam wadah kuil yang di kota Medan secara kultural menyatu dalam Perhimpunan Shri Mariamman Kuil. Shri Mariamman Kuil yang terletak di Kampung Madras dibangun pada tahun 1884, dan berfungsi sebagai “payung” bagi kuil-kuil lain yang terdapat di sejumlah tempat lain di kota Medan. Hampir di setiap pemukiman warga Tamil dibangun sebuah kuil, yang terbanyak menggunakan nama Shri Mariamman Kuil[6]. Kuil Shri Mariamman juga menghimpun pemuda-pemudi yang aktif di kuil dalam sebuah perhimpunan muda-mudi kuil.

Mereka yang beragama Buddha terhimpun dalam wadah vihara dan organisasi yang disebut Adi-Dravida Sabah; dan untuk kaum remaja ada organisasi bernama Muda-mudi Buddha Tamil. Kaum Buddhis Tamil juga memiliki sejumlah vihara sebagai tempat beribadah, diantaranya adalah Vihara Bodhi Gaya dan Vihara Lokasanti di Kampung Anggrung serta Vihara Ashoka di kawasan Polonia, dan sejumlah vihara di tempat-tempat lain. Kaum Buddhis Tamil secara kelembagaan menyatu dalam wadah Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) dan pusatnya adalah Vihara Borobudur.

Warga Tamil Katolik juga memiliki sebuah gereja Katolik yang dibangun pada tahun 1912, yang sebagian besar anggotanya juga tergolong Tamil Adi-Dravida. Tengku Lukman Sinar (2001:76) menyebutkan bahwa sejak tahun 1912 telah ada missionaris Katolik khusus untuk orang-orang India Tamil di Medan. Sebuah gereja lain dibangun pada tahun 1935 oleh pastor Reverend Father James (Sami, 1980:83). Warga Tamil Kristen dan Katolik bermukim di sebuah lokasi yang disebut Kampung Kristen. Menurut Mani (1980) sebagian besar mereka datang dari Malaya, Pondicherry dan Karaikal. Pastor James Bharataputra yang datang ke Indonesia tahun 1967 dan bertugas di Medan sejak 1972, pernah mendirikan sekolah khusus untuk orang-orang India Tamil yang miskin, bernama Lembaga Sosial dan Pendidikan Karya Dharma. Sekarang sekolah itu diambil alih oleh Yayasan Don Bosco, dan menjadi SD St. Thomas 56. Pastor James membeli sebidang tanah di kawasan Tanjung Selamat pada tahun 1979, yang semula direncanakannya untuk tempat pemukiman baru bagi orang-orang Tamil Katolik yang menumpang di sekitar Jl. Hayam Wuruk. Pada tahun 2001 beliau membangun sebuah Kapel untuk umat Tamil Katolik di atas tanah tersebut, yang diresmikan oleh Uskup Agung Medan (Mgr A.G.P. Datubara, OFM,Cap); dan di sebelah bangunan kapel berukuran kecil itu sekarang berdiri sebuah gedung yang bernama Graha Bunda Maria Annai Velangkanni.

Sementara itu, warga Tamil Muslim sejak 1887 sudah memiliki sebuah lembaga sosial yang bernama South Indian Moslem Foundation and Welfare Committee. Warga Tamil Muslim mendapat hibah dua bidang tanah dari Sultan Deli, untuk tempat membangun mesjid dan pekuburan bagi Tamil Muslim. Ada dua masjid yang dibangun oleh yayasan tersebut, satu terletak di Jalan Kejaksaan Kebun Bunga dan satu lagi di Jl. Zainul Arifin. Lokasi pekuburan terdapat di samping Masjid Ghaudiyah (Jl. Zainul Arifin). Tanah wakaf di lokasi Kebun Bunga cukup luas (sekitar 4000 meter) sedangkan lokasi Masjid Ghaudiyah sekitar 1000 meter persegi. Sebagian dari tanah wakaf yang di masjid Ghaudiyah dimanfaatkan untuk lokasi pembangunan ruko, terdiri dari 13 pintu, yang disewakan kepada orang lain dan uangnya digunakan untuk kemakmuran masjid dan menyantuni kaum Muslim Tamil yang miskin. Sampai sekarang yayasan yang menaungi masjid itu terus diurus oleh keturunan Tamil Muslim dan ketika penelitian lapangan tahun 2003 dilakukan masih dipimpin oleh Abu Bakkar Siddiq (45 thn) seorang pedagang dan dibantu oleh Kamaluddin (seorang pengusaha keramik). Sampai dengan tahun 1970-an, setiap tahun dilakukan perayaan hari besar keagamaan yang menghadirkan orang-orang Tamil Muslim di seluruh kota Medan, Tebing Tinggi hingga Pematang Siantar. Kesempatan itu sekaligus menjadi forum silaturahim bagi warga Tamil Muslim, namun perayaan demikian sudah tidak pernah lagi berlangsung belakangan ini.

Selain organisasi sosial yang berbasis keagamaan seperti disebutkan di atas, pada tahun 1960-an terdapat sejumlah organisasi yang bertujuan memprmosikan kebudayaan dan pendidikan Tamil; diantaranya adalah The Deli Hindu Sabah, Adi-Dravida Hindu Sabah, Khrisna Sabah, yang bergerak di bidang keagamaan, sosial dan aktivitas kebudayaan (Mani, 1980:63). Juga ada The Indian Boy Scout Movement, Indonesian Hindu Youth Organization, dan North Sumatera Welfare Association, dan lain-lain. Seorang tokoh Tamil yang kharismatis dan menggerakkan kemajuan bagi orang Tamil di kota Medan adalah D. Kumaraswamy. Pada masa sekarang ini hampir semua organisasi sosial tersebut tidak lagi aktif. Di masa sekarang kita bisa menemukan beberapa lembaga pendidikan yang dikelola oleh orang Tamil di Medan, antara lain adalah Perguruan Raksana, dan lembaga kursus bahasa Inggeris Harcourt International yang memiliki 5 cabang di kota Medan.

Orientasi sosial budaya

Menjadi bagian dari bangsa Indonesia merupakan satu pilihan yang secara sadar dijalankan oleh warga Tamil di Medan dan Sumatera Utara pada umumnya. Mereka teguh dalam soal ini, dan banyak di antara kaum tua orang Tamil yang juga ikut berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia, dan banyak pula di antara warga Tamil yang berstatus sebagai pegawai negeri. Tetapi sebuah keprihatinan muncul di kalangan generasi tua Tamil dewasa ini melihat kenyataan bahwa semakin lama mereka kehilangan identitas kebudayaan Tamil. Sebagian besar generasi muda tidak bisa lagi berbahasa Tamil, bahkan orang tua juga banyak yang tidak mampu lagi menggunakan bahasa itu di lingkungan keluarga. Pendeta Gurusamy, pimpinan Shri Mariamman Kuil, menyebutkan bahwa pelaksanaan peribadatan di kuil-kuil Hindu saat ini juga tidak lagi sepenuhnya dapat dilakukan menurut ketentuan penggunaan mantra-mantra yang berbahasa Tamil maupun Sanskerta. Sebuah upacara penyucian kuil (Kumbhabisegam) Shri Mariamman Kuil di Kampung Durian pada tanggal 13 Juli 2003 harus dipimpin oleh pendeta yang khusus diundang dari Malaysia.

Orientasi politik kaum Tamil di Medan di masa lampau adalah Golkar, namun di era reformasi dengan sistem multipartai sekarang ini mereka tidak lagi terpolarisasi ke suatu partai tertentu. Kaum muda Tamil banyak juga yang aktif di organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila, sehingga mereka semakin dalam terabsorbsi dengan lingkungan pergaulan dan kebudayaan komunitas pribumi.

Penutup

Perjalanan sejarah kehadiran komunitas Tamil di berbagai wilayah Sumatera di masa lampau menunjukkan bahwa arah orientasi social budaya mereka bergerak ke proses asimilasi dengan penduduk tempatan, seperti yang bisa ditemukan di Karo, Aceh, Sumatera Barat dan Mandailing Natal. Dalam kasus tersebut mereka melebur menjadi bagian integral dari etnik dan budaya komunitas tempatan, sehingga sulit untuk mengidentifikasi sosok kultural mereka kecuali hanya dari warisan penampilan fisik seperti dikemukakan oleh Hasan Muarif Ambari (2008).

Gejala yang sama juga terlihat kecenderunganya pada pendatang migrant Tamil kemudian, yaitu mereka yang berpindah ke Sumatera Utara pada abad ke-19 dan sesudahnya. Proses-proses adaptasi sosial budaya komunitas Tamil di Medan khususnya berlangsung lebih intensif dengan komunitas-komunitas tempatan jika dibandingkan dengan orang-orang Punjab. Kenyataan bahwa orang-orang Tamil telah terfragmentasi berdasarkan agama, membuat mereka lebih terbuka untuk berubah, sehingga identitas ke-Tamil-an mereka berangsur-angsur hilang. Bahkan kalangan Tamil Muslim sudah mengidentifikasi diri ke dalam komunitas yang dia masuki, dan kesatuan sebagai sesama agama menjadi lebih kuat dibandingkan dengan kesatuan sebagai sesama warga etnik Tamil.

Dalam era demokratisasi dan globalisasi dewasa ini, pilihan-pilihan baru tentu terbuka bagi warga masyarakat Tamil di Sumatera Utara, apakah mereka akan mengikuti proses historis seperti yang terjadi di masa lalu, yaitu secara perlahan melebur ke dalam kebudayaan yang dominan di suatu negeri, atau kembali menumbuhkan kesadaran identitas mereka sebagai sebuah komunitas sendiri dengan corak kebudayaan yang khas seperti yang mereka wariskan dari leluhur mereka. Dengan penguatan paham multikulturalisme, dimana prinsip kesetaraan, penghargaan, pengakuan dan penghormatan atas hak-hak kultural semua kelompok etnik dan budaya yang berbeda harus diutamakan, maka pilihan untuk menguatkan kembali identitas ke-Tamilan- juga bukanlah sesuatu yang tabu. Dengan prinsip multikulturalisme, kita memandang keanekaragaman suku dan kebudayaan sungguh-sungguh sebagai sebuah mozaik indah yang membangun ke-Indonesia- an, dan di sanalah hakikat Bhinneka Tunggal Ika terwujud. ***

BAHAN BACAAN :

Brahmaputro,

1979 Karo dari jaman ke Jaman; tanpa penerbit

BWS;

2001 Kampung Madras, Sebuah Potret Komunitas India di Medan; naskah buku

Gmelch, George & Walter P. Zerner,

1980 Urban Life : Readings in Urban Anthropology; State University of New York.

Mani, A.

1980 Indian in North Sumatera; dalam K.S. Sandhu & A. Mani “Indian Communities in Southeast Asia; Times Academic Press”. Hal 46.

Napitupulu, Burju Martua

1992 Eksistensi Masyarakat Tamil di Kota Medan: Suatu tinjauan historis; skripsi sarjana sejarah FS USU.

Pelly, Usman

1994 Urbanisasi dan Adaptasi : Peranan Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing. Penerbit LP3ES; Jakarta.

Saifuddin Mahyudin, dkk

Biografi D. Kumarasamy; Naskah belum diterbitkan.

Sandhu K.S. & A. Mani (editors)

1981 Indian Communities in Southeast Asia; Times Academic Press

Sinar, Tengku Lukman,

2002 Sejarah Medan Tempo Doeloe; Cetakan kedelapan; tanpa penerbit

Y. Subbarayalu,

2003 Prasasti Perkumpulan Pedagang Tamil di Barus; Suatu Peninjauan Kembali; dalam Claude Guillot (2002) “Lobu Tua Sejarah Awal Barus”; Yayasan Obor Indonesia dan Pusat Penelitian Arkeologi & Association Archipel.


[1] Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Kebudayaan Etnis India Tamil di Sumatera Utara; diselenggarakan oleh Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan (PUSSIS-UNIMED) di Medan, 28 Mei 2009.

[2] Penulis saat ini mengemban amanah sebagai Ketua Departemen Antropologi Fisip USU

[3] Makalah disampaikan pada “Shared Histories Conference”, Penang, Malaysia, 30 July 2003-3 August 2003, organized by Penang Heritage Trust, sponsored by SEASREP

[4] Lalu lintas perpindahan manusia itu juga berlangsung dari arah sebaliknya meskipun dalam jumlah yang relatif kecil, misalnya terlihat dari arus migrasi orang Minangkabau dan Mandailing dari Sumatera ke Semenanjung Malaysia pada pertengahan abad ke-19, maupun migrasi orang-orang dari Pulau Jawa dan sekitarnya di abad ke-20.

[5] Dalam salah satu tulisannya Edward Bruner menguraikan bahwa kota Medan tidak memiliki satu kebudayaan yang dominan sebagai rujukan adaptasi bagi kelompok-kelompok etnik yang ada di sana; berbeda dengan kota Bandung misalnya dimana kebudayaan Sunda menjadi kebudayaan yang dominan. Ketiadaan kebudayaan yang dominan di kota Medan menjadikan berbagai kelompok etnik yang ada dapat mengekspresikan kebudayaannya secara lebih bebas.

[6] Salah satu kuil yang juga sudah tergolong tua adalah Kuil Thandayuthapani, yang didirikan oleh kaum Chettiar pada tahun 1918. Menurut A. Mani (1980:77) kaum Chettiars, atau disebut juga Nattukotai Naharathars, merupakan sebuah kasta khusus di salah satu distrik di Tamil Nadu. Mereka datang ke Medan seiring dengan kedatangan buruh Tamil ke perkebunan-perkebun an, dan mereka berdagang dan meminjamkan uang kepada orang-orang Tamil maupun penduduk pribumi. Di kalangan warga Medan, mereka ini lazim dikenal dengan sebutan Chetti-chetti.

Dipostkan oleh:

Erond L. Damanik, M.Si.

Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial

Lembaga Penelitian-Universi tas Negeri Medan

INFO : Misteri Naskah Laut Mati

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhq0aZNwpZ92wlzuWqn4l94i9GUA_1TUcyUas4qso7ASWzdyudctdwmw7H1bO0ArW9jebTJ2FzH3x_UoUN8n9SB19JNWiwzJjSYNmAkcUYN-kWlJIb3uma6EPSO_FAQIfDvzIX14BA0XkY/s320/Misteri.jpg


Gulungan Naskah Laut Mati




Gulungan Naskah Laut Mati memang merupakan temuan yang tak ternilai.

Suatu benda peninggalan dua ribu tahun lebih yang memuat banyak dokumen penting sejarah (terutama kisah dari zaman para Nabi). Naskah kuno itu juga memuat kode-kode rahasia yang belum terpecahkan seluruhnya.
Para ahli sebelumnya sudah menemukan bukti tentang beberapa kitab salinan Yahudi berbahasa Hebrew yang ditulis pada masa sesudah Masehi (kira-kira 1.300 tahun lalu).
Namun Gulungan Naskah Laut Mati berdasarkan uji karbon yang dilakukan para ahli dari Chicago, AS, menunjukkan material yang digunakan sebagai media penulisan naskah itu disimpulkan dari masa 200-an tahun sebelum Masehi.

Para peneliti menemukan naskah yang belum terindentifikasi di antara Gulungan Naskah Laut Mati itu. Teks yang tak terbaca itu dianggap sebagai Gulungan Naskah Biara (Temple Scroll) yang memuat peraturan dan hukum dalam Pentateuch yang dikenal sebagai bagian dari lima kitab pertama dalam Bibel Hebrew dan Perjanjian Lama.

Termasuk di dalamnya Kitab Disiplin Community Rule yang mendeskripsikan bagimana komunitas itu yang bertempat di Qumran mengorganisir kehidupan spiritualnya. Lalu ada bagian yang memaparkan tentang Jalan Keselamatan (The Way) dan pertempuran antara Putra Cahaya (Son of Light) melawan Putra Kegelapan (Son of Darkness), yang berisi rencana detail perang penghabisan yang dinantikan komunitas Qumran.

Gulungan Naskah lainnya berisi soal berbagai doa, kidung pujian, komentar-komentar tentang bagian-bagian Bibel, legenda, ramalan, argumentasi reliji, dan berbagai kisah yang tak diketahui yang berhubungan dengan karakter yang tercantum dalam Bibel Hebrew.


Khirbet Qumran
Para ahli arkeologi menemukan sebuah situs biara yang berjarak kira-kira 540 meter dari lubang gua pertama ditemukannya Gulungan Naskah Laut Mati. Mereka mengidentifikasinya sebagai Biara Khirbet Qumran.

Khirbet Qumran ini adalah satu komunitas sekte yang sangat ketat mengikuti ajaran para Nabi di zaman sebelum Jesus Kristus. Mereka cenderung mengucilkan diri dari kehidupan sosial dan menekuni isi kitab-kitab Perjanjian Lama, hidup dengan penuh pengabdian pada sektenya, merapal doa, beribadah dan menyalin kitab-kitab tua.

Di situs biara ini ditemukan benda-benda yang berkaitan dengan tulis menulis. Diantaranya ditemukan 2 buah pot tinta, beberapa stylus (alat tulis jaman purba semacam pulpen yang dibuat dari potongan tulang, batu, atau material khusus), dan sebuah guci yang persis sama dengan guci yang ditemukan di gua tempat penyimpanan Gulungan Naskah Laut Mati.

Berdasarkan penelitian dan uji laboratorium, benda-benda kuno ini dibuat sekitar tahun 68 Masehi. Dalam salah satu perkamen naskah dituliskan bahwa saat itu Legiun Kekaisaran Romawi menguasai wilayah Barat Laut Mati (saat ini Palestina dan Israel). Para pendeta di biara tersebut sempat menyembunyikan beberapa naskah ke dalam gua di tepian Laut Mati.
Sebagian besar dokumen ditulis dengan bahasa Hebrew (Ibrani-Yahudi) bahkan ada dokumen yang disamarkan begitu kecil sampai sebesar perangko. Lalu ada juga yang dituliskan dalam aksara Yunani Kuno (Septuagint) .

Temuan di sekitar biara dan teritori Qumran ini ada sekitar 500-an kitab, termasuk bagian kitab Perjanjian Lama. Namun tak dapat dipastikan apakah mereka berhubungan dengan sekte Essenes, Yahudi Kuno, dan Pengikut Yesus Kristus (Kristen). Semua masih tetap misteri.

INFO : Dubai Nakheel Menara Tertinggi di Dunia.

Dubai Nakheel Tower to beat Burj Dubai



The latest design attempting to breach the dizzying heights of the Burj Dubai has been revealed as the multi-billion dollar Nakheel Tower. Designed by the developments wing of major investment company Nakheel, the tower will be more than a kilometer high, covering a space of around 270 hectares, and will become home to around 55,000 people, a workplace for 45,000, and is hoped will attract millions of visitors each year.

nakheel tower dubai pics

Nakheel Tower will comprise of four individual towers within a single structure, a distinctive crescent-shaped podium encircling the base and complementing the structure’s remarkable height. The multibillion- dollar development, commissioned by Sultan Ahmed bin Sulayem, chairman of Dubai World, will also include 250,000 sq m of hotels and hospitality space, 100,000 sq m of retail space and huge expanses of green spaces, including canal walks, parks and landscaping. Earlier we had shown you the pictures of the Burj Khalifa Fountain and before that that interiors of the Burj Khalifa. We also has published the Dubai Shopping Festival article previous year and before that the great Burj Al Arab 7 start hotel and the World's Tallest Tower. Hope you enjoy this article as well ;)

nakheel tower dubai pics

In terms of design the architects have sought inspiration not just from Islamic design but also from the Islamic principles of inclusion, innovation, diversity, excellence, growth and progress: These are the principles that have motivated and guided Islamic culture throughout history. Now they are shaping the cities of the future, explained Sultan Bin Sulayem. To this end, the architects have sought inspiration and incorporated elements from the great Islamic cities of the past such as the gardens of Alhambra in Spain, the harbour of Alexandria in Egypt, and the bridges of Isfahan in Iran.

nakheel tower dubai pics

Sustainability and safety will be key to the development of the tower, with the latest standards and technology incorporated in its development, Sultan Bin Sulayem believes it will send another message to the world that Dubai has a vision like no other place on earth.

nakheel tower dubai pics

nakheel tower dubai pics

nakheel tower dubai pics

nakheel tower dubai pics

nakheel tower dubai pics

nakheel tower dubai pics

Forget the 3,280 feet-high 200-floor Nakheel Tower because it’s no longer going to be the highest skyscraper in the world.



The new upcoming beast is this amazing 1.55-mile-high skyscraper planned for the Jumeirah City project in Dubai. The building is so tall that its main elevator is in fact a vertical 125mph bullet train. This city-in-a-skyscrape r will consume 37,000 megawatts per hour per year, with a 15MWH peak usage, but as the plans show, it has been designed to generate most of it using wind, thermal, and solar power. Nakheel Harbour Tower Official Website.

Pictures hosted at our servers and are subject to copyrights of their respective owners.

INFO : Restoran Mewah Di Dalam Penjara


Restoran mewah yang baru dibuka, bukanlah hal yang langka, tetapi bgaiman jika restoran mewag tesebut terrdapat di dalam penjara, tepatnya di kompleks penjara di Sutton, Surrey, Inggris. Restoran yang bernama The Clink tersebut menjadi restoran kelas atas pertama yang berada didalam penjara negera tersebut.

Didalam restoran ini, para pengunjung dapat menikmati makanan dengan menu utama dan penutup dengan merogoh kantong sebesar 6 Euro atau sekitar RM33. Hal tersebut berlaku jika, mereka memesan lebih dulu dan memperoleh persetujuan dari Home Office. Dan mereka juga harus menikmati makanan dengan menggunakan alat pemotong dari plastik dengan alasan keamanan.

Makanan yang tersedia dibuat dari bahan yang sehat dan higienis, dan segar. Umumnya bahan makanan tersebut diambil dari kebun penjara itu sendiri, dengan kualitas yang terbaik. Koki, pelayan, dan pegawai dapurnya, semua adalah tahanan di penjara tersebut.

Gagasan unik tersebut muncul dari manajer High Down, Alberto Crisci, yang menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk merehabilitasi tahanan dan memberikan keterampilan untuk memperoleh pekerjaan saat mereka dibebaskan nanti. “Disiplin di sana lebih keras dibandingkan dengan yang terlihat di dalam tayangan seperti Hell’s Kitchen,” papar Alberto.[frt]

Friday, January 22, 2010

INFO : 7 keajaiban dunia di masa lampau

1. Patung Raksasa Colossus Rhodes.



Colossus Rodhes adalah patung Helios, yang terletak di pulau Rodhes, Yunani, dibuat oleh Chares dari Lindos antara 292 dan 280 SM. Patung ini dianggap sebagai 7 keajaiban dunia kuno. Sebelum kehancurannya, patung ini berdiri lebih dari 30 meter, membuatnya sebagai patung tertinggi dalam dunia kuno. Colossus Rodhes memiliki tinggi yang hampir sama dengan Patung Liberty.

2. Taman Bergantung Babylonia.




Dibuat oleh Raja Nebukadnezar II pada 600 SM sebagai hadiah kepada istri tercintanya yang sakit bernama Amyitis yang rindu pada tanaman2 dari negerinya, Persia. Lokasi taman ini sekarang bernama Irak.

3. Mausoleum Maussollos



Makam yg besar dan indah Maussollos atau Helicarnassus adalah makam yang dibangun pada 353 - 350 BC di Helicarnassus (sekarang bodrum, Turki) untuk Maussollus, Raja Persia Artemisia II, dari istrianya Caria. Struktur makam yg besar dan indah ini dirancang oleh arsitek dari Yunani Satyrus dan Phytius. Makam yg besar dan indah ini mempunyai ketinggian sekitar 45 meter.



Puing-puing sisa mausoleum Maussollos pada masa sekarang

4. Mercusuar Alexandria



Mercusuar ini dibangun pada abad ketiga di pulau Pharos yang dekat dengan kota kuno Iskandariyah, Mesir. Ketinggian bangunan ini adalah sekitar lebih dari 115 meter dan ini adalah karya arsitektur tertinggi yang pernah dibuat oleh manusia selama ratusan tahun.

5. Piramida Giza.




Piramida Giza adalah piramida tertua dan terbesar di Giza, dan piramida ini termasuk ke dalam 7 keajaiban dunia sampai sekarang. Orang-orang percaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam untuk Firaun dari dinasti keempat Mesir, Khufu Cheops. Dibutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk membangun piramida. Piramida ini dikenal sebagai Piramida Khufu.

6. Patung Zeus




Patung Zeus di Olympia dibuat oleh seorang ahli patung terkenal Phidias pada abad 5 SM, pada 432 SM di Olympia. Patung ini dalam posisi duduk dan memiliki tinggi sekitar 12 meter, dan mengisi Kuil Zeus yang dibangun sebagai rumah untuk patung ini.

7. Kuil Artemis




Kuil Artemis adalah kuil Yunani yang dibangun untuk Artemis pada tahun 550BC di Efesus pada masa pemerintahan dinasti Achaemenid dari kekaisaran Pesian.


Lokasi Kuil Artemis masa sekarang

eh, GELEK jgn tak GELEK...

anak sapa laaa nih...

[]

TIPS : 15 Ciri Calon Suami Yang Baik

SETIAP perempuan pasti punya kriteria lelaki idaman. Apakah pasangan Anda memiliki beberapa poin dari 15 ciri berikut? Jika iya, berarti dia calon suami yang baik.

1. Penuh Semangat
Dia bangun bersama terbitnya matahari, selalu bersemangat menyambut hari baru, bersenandung (meski kecil) saat mengendarai mobil menuju kantor? Lelaki yang penuh keriangan di pagi hari berarti siap menghadapi kesulitan hidup. Dengan rasa syukur dan semangat hidupnya yang tinggi, segala masalah yang muncul dalam pernikahan nanti pasti bisa diatasi.


2. Tak Pelit Bilang Cinta
Apakah dia selalu mengatakan dan menunjukkan rasa sayang pada Anda setiap hari meski lewat momen kecil? Menurut penelitian, menyatakan rasa sayang secara teratur merupakan hal terpenting yang mendatangkan kepuasan dalam sebuah perkawinan. Jika saat ini Anda memiliki kekasih seperti itu, Anda sudah mendapat pasangan yang baik.

3. Punya Selera Humor
Dia senang tertawa bersama Anda (tapi bukan menertawakan Anda). Dia tahu bahwa menertawakan orang lain itu tidak lucu. Dia juga tahu bagaimana memandang sisi terang dari sesuatu. Lelaki periang ini baik untuk Anda.

4. Take Care Him Self
Dia tak hanya peduli pada kerapian dan keserasian berpakaian. Namun, dia juga peduli pada kesehatan dengan menjaga makanan, meluangkan waktu berolahraga dan cukup tidur. Kalaupun minum alkohol dan merokok, dia tahu batas. Percaya atau tidak, dia akan berada di sisi Anda untuk waktu lama.

5. Bisa Bilang Maaf
Dia selalu minta maaf saat berbuat salah atau menyakiti perasaan Anda, berusaha tak mengulangi kesalahan, dan belajar dari kesalahan sehingga hubungan Anda dan dia berkembang baik. Dia juga mengerti bahwa dengan mengatakan ‘maaf’ tidak akan mengurangi kejantanannya. He’s a gentleman.

6. Bertanggung Jawab
Dia menikmati pekerjaan dan berusaha mengerjakan dengan baik. Dia siap menjalankan proyek baru, beserta tantangannya. Dia berbagi semangat kerja dengan Anda dan berusaha mengatasi kejenuhannya. Lelaki seperti ini tak hanya mencari nafkah lho. Dia senang bekerja dan bertanggung jawab.

7. Mau Bekerja Sama
Apakah dia peduli bahwa beban dalam sebuah hubungan harus dibagi adil? Dia juga mau menyingsingkan lengan baju tanpa diminta? Jika dia mau melakukan pekerjaan meski sangat sepele, pasti menyenangkan memiliki lelaki ini di sekitar kita.

8. Satu Visi
Anda ingin punya apartemen di tengah kota, city car, dan satu anak saja, dia setuju. Artinya dia juga ingin menjalani gaya hidup seperti Anda. Meski ini masalah kesepakatan, apa pun impian Anda, bagilah dengannya. Jika dia punya visi yang sama dengan Anda, lanjutkan ke jenjang berikutnya.

9. Romantis
Lelaki ini memang agak sulit dicari. Setidaknya jika dia ingat kapan ulang tahun Anda, senang mengajak Anda naik komedi putar dan berjalan di bawah cahaya bulan, memilih hadiah ulang tahun yang tepat, mengirim SMS berisi puisi indah (meski hanya forward), dan membuat Anda bahagia sebagai perempuan, dialah pangeran pujaan Anda.

10. Punya Etika
Dalam bersikap, dia tidak tergesa-gesa dan berusaha mempertimbangkan perasaan orang lain. Dia berusaha mematuhi hukum yang berlaku dan tidak mencurangi aturan main meski bermain sendiri. Tidak ada lelaki yang lebih baik dari lelaki etis ini.

11. Bisa Diandalkan
Dia berusaha menepati janji, datang ke pertemuan tepat waktu, memenuhi tanggung jawab dan kewajibannya dengan senang hati. Apa yang ia katakan sama dengan yang dimaksudkan. Persiapkan diri Anda menjalani kehidupan yang menyenangkan bersama lelaki ini.

12. Senang Bermain
Hidup pasti akan menyenangkan jika dilalui bersama lelaki yang tahu cara melewatkan waktu senggang. Dia tak hanya bisa mencari kegiatan selain nonton teve, tapi juga bisa hidup tanpa ponsel dan laptop saat liburan bersama Anda.

13. Calon Ayah Yang Baik
Apakah dia punya perhatian besar pada anak-anak? Mau membantu mengasuh anak? Dan menurutnya anak-anak lucu dan menakjubkan? Bahkan dia sudah berpikir menyiapkan tabungan untuk keperluan anaknya nanti? Untuk semua jawaban ya di atas, Anda boleh menikahi lelaki ini.

14. Menghargai Privasi
Punya kehidupan sendiri membuatnya merasa tidak perlu memiliki Anda setiap saat. Dia mengerti dan tak keberatan ketika Anda meminta waktu untuk bertemu teman-teman Anda. Dia juga mengerti untuk meninggalkan ruangan saat Anda bicara dengan sahabat atau ibu di telepon.

15. Pacar Perhatian
Memang tak ada panduan pasti untuk mengukur seberapa baik dan perhatian seseorang. Namun, jika Anda merasa dicinta, bersamanya Anda merasa luar biasa secara fisik dan emosional serta ada rasa damai saat di sisinya, berarti Anda sudah menemukan orang yang tepat.

Tapi ingat tidak semua manusia sempurna, anda mungkin susah menemukan satu orang yang memenuhi ke-15 kriteria diatas, cukup beberapa kriteria untuk mewakili..

INFO : Panglima Salleh Selempang Merah

Mohd Salleh bin Abdul Karim

Haji Mohd Salleh bin Abdul Karim dilahirkan di Tanjung Olak Panchur, Bukit Pasir, Muar, Johor pada tahun 1916. Masa mudanya banyak dihabiskan dengan menuntut ilmu daripada beberapa orang guru termasuklah guru di kampung isterinya, Hajah Esah Haji Abdul Rashid, di Ara Pasung, Pontian, Johor.

Antara guru-guru Haji Mohd Salleh ialah Haji Hussein (belajar agama dan al quran), Haji Alias, Haji Adam dan Haji Ahmad. Beliau juga turut belajar daripada Haji Abdul Fadhil bin Abu Bakar Banten yang membawa ajaran Wirid Khaujakan di Johor selepas mendapat perkenan Sultan Ibrahim dan telah dilantik sebagai ketua kumpulan Wirid Khaujakan di Batu Pahat , Johor.

Haji Mohd Salleh atau lebih dikenali sebagai Panglima Salleh atau "Kiai Salleh" atau "Panglima Salleh Selempang Merah" merupakan seorang pahlawan Melayu keturunan Banjar yang bangkit menentang kekejaman komunis semasa selepas kekalahan Jepun semasa Perang Dunia I1


Jasa

Kepimpinan Haji Mohd Salleh terserlah semasa kekalahan pihak Tentera Jepun di tangan pihak Tentera Berikat pada pertengahan bulan Ogos 1945. Di Semenanjung Tanah Melayu, peristiwa tersebut menimbulkan apa yang dinamakan tempoh Kekosongan Kuasa. Tempoh tersebut berlangsung selama dua minggu sehingga ketibaan Askar British yang menandakan permulaan Pentadbiran British Baru di Tanah Melayu.

Sebelum ketibaan pihak British, pihak komunis yang dikenali sebagai Askar Bintang Tiga yang sebelum itu berjuang menentang Jepun di bawah payung Malayan People Anti-Japanese Army atau MPAJA telah mengambil kesempatan untuk berkuasa dan bertindak kejam terhadap orang-orang yang dianggap bekerjasama dengan Jepun. Mereka tidak mengenal mangsa dan menghukum sesiapa sahaja yang dianggap bersalah tanpa mengikuti proses undang-undang yang betul. Lazimnya mereka yang di dapati bersalah akan dikenakan hukuman mati.

Kekejaman Askar Bintang Tiga berleluasa di Tanah Melayu termasuk di kawasan Batu Pahat dan Muar di Johor. Masyarakat Melayu di kawasan Parit Sulong, Batu Pahat, Johor, yang pada ketika itu tidak mempunyai kelengkapan senjatapi untuk mempertahankan diri telah memilih Haji Mohd Salleh untuk memimpin pakatan untuk mempertahankan diri dari kekejaman Askar Bintang Tiga.

Dengan hanya bersenjatakan parang panjang dan amalan Ayat Empat, Haji Mohd Salleh telah memimpin masyarakat Batu Pahat untuk menggempur kubu-kubu Askar Bintang Tiga di Bukit Berdiri dan Bukit Alam, Parit Sulong, di Parit Lubok, Semerah, di Kangkar Senanga, dan di Air Kuning, Bakri, Muar. Pasukan pejuang di bawah pimpinan Haji Mohd Salleh terkenal dengan gelaran tentera parang panjang dan 'Selempang Merah iaitu sejenis kain selendang berwarna merah yang dibekalkan kepada setiap orang ketika menghadapi atau berhadapan dengan musuh.

Terdapat pelbagai kisah mengenai kehebatan ilmu kebatinan Haji Mohd Salleh dan pengkutnya mendakwa ramai Askar Bintang Tiga melihat beribu-ribu pejuang yang tinggi menggalah menuju ke arah mereka untuk mencabut nyawa mereka, sedangkan yang datang itu hanyalah Panglima Salleh dan pasukanya yang dianggarkan berjumlah seratus orang sahaja.

Walauapapun yang sebenarnya berlaku, yang jelas adalah Haji Mohd Salleh bin Abdul Karim berjaya menyekat kegiatan Askar Bintang Tiga pada masa itu secara berkesan sehinggalah pihak British kembali menjajah Tanah Melayu.

Kegagahan dan keberanian, Haji Mohd Salleh diiktiraf oleh Kebawah Duli Sultan Johor Almarhum Sultan Ibrahim ibni Sultan Abu Bakar yang bertitah pada 26hb Disember 1945 bahawa Haji Mohd Salleh adalah Panglima Melayu. Sejak itu Haji Mohd Salleh mendapat gelaran Panglima.

Sebagai mengenang jasa Haji Mohd Salleh, DYMM Sultan Johor telah mengurniakan beliau Pingat Ibrahim Sultan (PIS)pada 17hb September 1955. Haji Mohd Salleh menghembuskan nafas yang terakhir kerana diserang penyakit radang paru-paru di Hospital Besar Johor Bahru pada 21hb April 1959.

TIPS : 10 Cara Memikat Wanita

BERIKUT 10 cara yang dianggap ampuh untuk memikat hati wanita ;

1. Be Casual. Wanita terkadang lebih agresif dibanding pria, oleh sebab itu lelaki dianjurkan dapat memiliki sifat fleksibelitas tinggi. Segera hubungi ketika kamu telah mendapatkan nomer telponnya, wanita tidak suka menunggu lama. Cepat lakukan jangan sampai terlambat.

2. Make a move. Ketika wanita tidak sempat menilai kriteria yang ada di kamu, disitulah letak keuntungannya. Kamu dapat melakukan ‘attraction’ tunjukan seolah-olah pribadi kamu adalah yang dicarinya. Perlakukan dia dengan pujian-pujian sederhana seputar penampilan fisiknya.

3. Make her earn it. Menghargai adalah satu celah yang berguna untuk memikat wanita. Dia akan menghargai kamu ketika kamu berlagak seperti apa yang ada didiri kamu. Dia akan jengkel bila disuatu saat menemukan kejanggalan pada diri kamu kelak.

4. Be unpredictable. Yang mungkin sering dilakukan pria sudah menjadi rahasia umum bagi wanita. Kamu harus memutar otak dengan memberikan kejutan-kejutan kecil diluar dari biasanya. Misalnya, ajak makan malam diatap rumah kamu, dsb.

5. Have a life. Salah satu yang paling disenangi kaum wanita dimana pria telah memiliki kehidupan yang baik. Hidup lurus dengan berbagai kegiatan yang positif dan menunjukan bahwa wanita bukan target satu-satunya dari kehidupan ini. Dengan begitu wanita akan menganggapnya istimewa.

6. Be mysterious. Banyak pria yang melakukan kesalahan mengungkapkan jati dirinya kepada wanita yang sedang didekati. Jadilah pria misterius. Buat wanita terkecoh dengan penampilan kamu, ketika dia bertanya apakah jenis kendaraan kamu, langsung kamu jawab “aku hanya mengendarai sepeda motor butut”, padahal di ujung sana sedang menunggu supir pribadi kamu. Wanita bukan hanya mengagumi karakter kamu tetapi sense of humor juga menjadi daya tarik tersendiri.

7. Be cool. Perlihatkan kesibukan kamu didepannya tetapi jangan sok sibuk. Jawab secukupnya ketika dia menghubungi lewat telpon. Wanita akan penasaran dengan sifat kamu tersebut. Jangan terlihat bahwa kamu sedang mengejar dia.

8. Be chivalrous. Terlihat sopan merupakan daya tarik agar wanita tahu bahwa kamu adalah pria yang dicari. Membukakan pintu dan mempersilahkan duduk adalah persyaratan umum yang harus kamu tempuh. Perlihatkan bahwa kamu perhatian dan katakan bahwa ini adalah bagian dari diri kamu. Dia akan terkejut dan kagum.

9. Stay in control. Saat makan malam berdua, kamu sebagai lelaki tetap melakukan dengan tenang, jangan ada atraksi berlebihan yang justru akan membuat acara menjadi kacau balau. Tetaplah fokus pada acara yang kamu lakukan.

10. Be original. Mungkin kamu sudah menyimpan sejarah tentang kesan pertama makan malam. Namun apapun yang terjadi, kamu harus menjadi diri sendiri, jangan ada yang dipaksakan apalagi sampai terlihat meminjam properti milik rekan kamu. Jadilah apa yang ada di diri kamu.

Followers

Related Posts with Thumbnails