Tuesday, October 12, 2010

INFO : NASA Heboh! Suara Mengerikan dari Cincin Planet Saturnus

Memang banyak sekali rahasia yang belum terungkap di alam semesta ini,keanehan, dll. Yang terbaru adalah pesawat luar angkasa NASA, Cassini merekam suara mengerikan yang diperkirakan berasal dari cincin Saturnus. Suara ini bukan sebuah hoax, melainkan rilis resmi dari NASA. Suara ini dihasilkan oleh sesuatu yang disebut dengan Saturn kilometric radation yang dihasilkan bersamaan dengan aurora Saturnus. Radio Cassini dan Plasma Wave Science (RPWS) mengambil frekuensi gelombang dengan resolusi tinggi yang memungkinkan untuk mengkonversi gelombang radio tersebut ke dalam rekaman audio dengan menggeser rentang frekuensinya seperti halnya pada radio yang kita miliki yaitu dari gelombang radio diterjemahkan menjadi suara.




Berikut ini adalah suara dari cincin Saturnus yang diambil oleh pesawat luar angkasa Cassini:






INFO : 30 Peratus Lelaki Berkemungkinan Mandul

Di antara masyarakat kita, hampir setiap masalah kemandulan selalu dihubungkaitkan dengan gangguan kesuburan pada perempuan. Akibatnya tidak sedikit lelaki yang menceraikan isterinya dan mencari perempuan lain yang dianggap dapat meneruskan keturunannya. Padahal dilihat dari faktanya tidak demikian.

Data pada saat ini menunjukkan bahwa 30 hingga 40 peratus ketidaksuburan dialami oleh 
lelaki dan bukan pada perempuan. Kenyataan menunjukkan bahawa satu pertiga peratus lelaki memiliki tendensi tidak dapat memberikan keturunan.

Orang dapat mengidentifikasi ketidaksuburan 
lelaki dari gejala gangguan fertilitas pada sperma. Sperma jarang bergerak-gerak, cacat atau jumlah kurang begitu banyak. Menurut WHO, kriteria gambaran sperma yang normal adalah di kalangan tentera minimal harus terdapat 20 juta sperma sihat yang bergerak aktif. Gangguan pada sperma dapat dikategorikan menjadi gangguan ringan, sedang dan berat.

Pada penelitian penentuan kesihatan, sperma harus diambil minimal dua kali. Pertama dalam ujian sperma yang masih segar dan kedua dalam penelitian ulang yang dilakukan dengan kurun waktu selama 3 bulan. Iaitu selang waktu yang diperlukan untuk pematangan sperma.
Pada keadaan normal, setiap detik akan terbentuk sekitar 1000 sperma. Pembentukan sperma dan pematangannya adalah merupakan suatu proses yang sangat kompleks yang memungkinkan terjadinya banyak kekeliruan info. Adapun proses pematangan sperma diatur oleh hormon kejantanan, testoteron.

Ada beberapa penyebab gangguan pembentukan sperma yang menentukan kesuburan
 lelaki, iaitu cacat awal pada testikel, varicosevein, infeksi pada saluran sperma atau kesalahan hormonal. Salah satu praduga penyebab hal tersebut adalah lingkungan yang mengandungi racun.

Lingkungan beracun ini dapat menurunkan kemampuan produksi sperma dan hal ini jarang sekali ditemui pada tahun 50-an. Sebuah studi di Skotlandia pada tahun 1995 yang melibatkan 500 
lelaki, menunjukkan hasil bahwa terdapat penurunan jumlah sperma sekitar 2% setiap tahun.

Satu dari tiga 
lelaki steril sangat sulit atau hampir tidak dapat untuk mengetahui penyebab dari gangguan fertilitasnya. Para ilmuwan percaya, bahawa salah satu faktornya adalah terjadinya kesalahan informasi pada duplikasi informasi genetik. Pada kisah ini diperkirakan terdapat sekitar 1000 gen rosak yang menentukan pembetukan sperma. Kerosakan berat yang utama adalah pengaruh kesalahan pada pusat pengaturan untuk pembetukan sperma yang terletak di daerah Y-kromosom.

Seorang peneliti dari Heidelberg, Jerman, Peter Vogt memulai penelitian untuk mencari kesalahan Y-kromosom pada lelaki yang tidak subur. Hasilnya, dia telah menemukan bahwa satu di antara sepuluh 
lelaki tak subur, terdapat kesalahan kecil pada daerah spermiogenese dari Y-kromosom dan dengan demikian banyak sperma yang rusak.

Saat ini telah dikembangkan test sederhana untuk mengetahui kesalahan Y-kromosom. Ilmuwan ini telah berhasil menjelaskan bagaimana banyak 
lelaki tak subur dan dengan demikian telah menghindari pemakaian macam-macam hormon dengan banyak kesan sampingan seperti yang selama ini digunakan untuk usaha peningkatan kesuburan.

Tuesday, August 17, 2010

FOTO : The Cave Divers

British cave diver Martyn Farr to join a team attempting a record for the longest ever cave penetration

Three divers about to enter the impressive entrance of Carwash Cenote in 2000, near Tulum, Quintana Roo, Mexico
British cave diving instructor and photographer Martyn Farr has travelled the world, exploring some of the world's most spectacular underwater caves. He will join a team next month as they attempt to set a world record for the longest ever cave penetration.
Three divers are pictured as they are about to enter the impressive entrance of Carwash Cenote in 2000, near Tulum, Quintana Roo, Mexico


Jenny Pinder swimming through the underwater passages of a spa cave, which has a water temperature of 35 degrees C  due to deep geothermal heating, in March 2002 in Grotta Giusti Cave in Tuscany, Italy
Jenny Pinder swims through the tight underwater passages of the Grotta Giusti Cave in Tuscany, Italy. A far cry from the biting chill of British underwater caves, this 'spa cave' boasts waters at a balmy 35 degrees Celsius

Phil Dotchon swimming between mysterious cone-like underwater formations in Mimoso Cave in 2002, in the Matto Grosso du Sul, Brazil. These strange structures are only found in Brazil
Phil Dotchon swimming between mysterious cone-like underwater formations in Mimoso Cave, in the Matto Grosso du Sul, Brazil


Local cave diving instructor, Rony Valencia passing the warning sign near the entrance to the popular Gran Cenote Cave in November 2007, near Tulum Quintana Roo, Mexico
Local cave diving instructor, Rony Valencia passing the warning sign near the entrance to the popular Gran Cenote Cave, near Tulum Quintana Roo, Mexico


Helen Rider swimming into a coral cave at 30m depth in May 2005, off-shore from Hurghada in the Egyptian Red Sea
Helen Rider swimming into a coral cave at 30m depth, off-shore from Hurghada in the Egyptian Red Sea


Helen Rider demonstrates buoyancy control and positioning in this  clear underwater tunnel at Dinas Rock Silica Mine in January  2007, in Neath Valley, South Wales
Helen Rider demonstrates buoyancy control and positioning in this clear underwater tunnel at Dinas Rock Silica Mine, in Neath Valley, South Wales


Martyn Farr, the only cave diving instructor in the UK and the country's best cave diving photographer. He will photograph the team undertaking the new world record attempt
These photographs were taken by Martyn Farr - Britain's only cave-diving instructor and the country's best cave-diving photographer. Martyn [pictured above], from Crickhowell, Powys, Wales, will join an international team next month for a world record attempt - the longest ever cave penetration. Martyn will attempt to capture the team - made up of world's best cave divers - as they penetrate deeper into Pozo Azul cave, near Burgos, Spain, than has every been achieved before


Chris Edwards Steve Marsh and Paul Axton carrying remote underwater flash guns to generate sufficient lighting to capture this image, in what is probably the worlds largest underwater tunnel, in Weebubbie Cave in October 2005, in the remote Nullarbor Plain of western Australia
Several sites around the UK, including Somerset, Derbyshire, Yorkshire and Sutherland in Scotland offer cave diving, and Martyn has dived some of the world's most spectacular locations. Included in his collection of photos is the Weebubbie Cave in the remote Nullarbor Plain of Western Australia - thought to be the world's largest underwater tunnel


British cave diving is notoriously dangerous, but Martyn feels learning here can only produce better and safer divers. He said: 'Once you can cave dive here you can cave dive anywhere in the world. The systems here are narrow, it's cold and the visibility can be very poor as we have a lot of silt. When silt is disturbed you end up swimming inside a murky cloud and you can lose all sense of direction. All you've got to get you safely out is your guide-line leading you back to the entrance. If people come to me and they can cope here in the Breacon Beacons then they know they can go anywhere'
British cave diving is notoriously dangerous, but Martyn feels learning here can only produce better and safer divers. He said: "Once you can cave dive here you can cave dive anywhere in the world. The systems here are narrow, it's cold and the visibility can be very poor as we have a lot of silt. When silt is disturbed you end up swimming inside a murky cloud and you can lose all sense of direction. All you've got to get you safely out is your guide-line leading you back to the entrance. If people come to me and they can cope here in the Brecon Beacons then they know they can go anywhere"


Andy Chell follows the guide-line through the mine tunnel at 25m depth in February 2006 at Hodge Close Slate Mine near Coniston in the Lake District, England. The tunnel is notoriously silty, and at least three divers have lost their lives in the complex over the years
Although this potentially fatal sport usually requires teams to move equipment and bring safety in numbers, Martyn often ventures below the surface completely solo. He said: "When I am exploratory diving in systems that have not been dived before, I actually prefer being on my own. 

Wednesday, July 14, 2010

INFO : 5 Benda Paling Kotor Yang Sering Dipegang

Tanpa disedari, banyak benda di sekitar kita yang berpotensi menjadi sarang bakteria dan tempat berpindahnya virus, bakteria dan penyakit. Diantara semua benda yang sering dipegang, ada 5 benda paling kotor yang cukup membahayakan kesehatan meski sebenarnya tampak bersih.

1. Wang

http://wianwdr.files.wordpress.com/2009/08/cari-uang-di-internet-2-full3.jpg

Semua orang suka wang, tapi pastinya tidak akan ada yang suka dengan bakteria di dalamnya. Menurut Dr Darlington dari the Health Commissioner of New York, sekitar 135.000 bakteria ada pada wang, terutama wang kertas.

2. Handphone / Ponsel

http://dadungsonline.files.wordpress.com/2009/09/ponsel1.jpg

Ponsel adalah barang yang tidak boleh lepas dari kehidupan sehari-hari. Akibat tidak lepas itu, maka ponsel dijadikan tempat favorite bagi ribuan bakteria untuk menetap. Bakteria suka menempel pada ponsel karena temperaturnya yang hangat dan sesuai untuk pertumbuhannya.

Untuk menghindarinya, saat ini sudah ada pelapis anti mikroba untuk ponsel yang bisa melindungi ponsel dari
bakteria dan mengurangi risiko bakteria menempel di wajah dan tangan Anda.

3. Wastafel dapur

http://www.tradeplumbing.co.uk/assets/images/rak_cer/RAKCeramicKitchenSinkGourmentSink1Big.jpg

Dapur adalah tempat paling kotor diantara semua bagian rumah lainnya, apalagi bagian wastafelnya. Ada sekitar 500.000 bakteria yang terdapat pada setiap inci wastafel. Untuk mengatasinya, cobalah membersihkan wastafel dengan setengah sudu baking soda dan sudu cuka. Setelah itu, jangan lupa siram dengan air untuk mendapatkan wastafel yang bersih dan higienis.

4. Tombol lampu


Biasanya orang terakhir atau pertama masuk di ruangan adalah yang paling sering bersentuhan dengan tombol lampu. bakteria sangat senang hidup di area yang banyak disentuh oleh banyak orang itu. Menurut ahli sanitasi, dalam setiap inci tombol lampu ada sekitar 217 bakteria yang boleh berpindah dari tangan ke tangan.

5. Keyboard komputer

http://gun4w1.files.wordpress.com/2009/07/hands.jpg


Sebuah studi di Inggris pernah menyebutkan bahwa bakteria yang ada di keyboard komputer lebih banyak daripada bakteria yang ada di toilet. Untuk itu sebaiknya bersihkan keyboard secara rutin dengan alat khusus pembersih keyboard atau boleh juga dengan menggunakan lap basah.

NFO : Fakta Menarik Tentang Paul Gurita Peramal


Paul Sang Gurita PeramalOrang mengenal Paul si gurita ajaib dari Jerman selalu tepat memprediksi hasil ramalan pertandingan Piala Dunia 2010. Faktanya, dia bukan peramal yang hebat. Banyak orang orang tak tahu siapa Paul sesungguhnya. Inilah faktanya:

1. Ramalannya Tak Selalu Benar

Jangan percaya Paul. Ramalannya tak selalu benar. Paul mulai meramal hasil pertandingan sejak Piala Eropa 2008 Swiss-Austria dan ia meramal enam pertandingan Jerman, dengan empat di antaranya benar. Ia menyebut Jerman akan memenangi semua pertandingan. Faktanya, Jerman kalah dari Kroasia.

Pada Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, sejauh ini, semua ramalan Paul tentang Jerman benar, termasuk soal mereka akan kalah dari Sepanyol pada babak semifinal.

2. Terancam Menjadi Calamary

Seorang juru masak Argentina, Nicolas Bedorrou, begitu marah ketika Paul secara tepat memperkirakan bahwa kesebelasan negaranya akan dikalahkan Jerman pada perempat final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Ia bahkan mengancam akan memburu Paul untuk dimasak.

3. Menjadi Headline

Prediksi ngawur-ngawuran Paul yang selama ini telah membuatnya jadi sorotan bertia. Sebuah stasiun televisi Jerman, NTV, rajin menyiarkan secara langsung prediksi Paul.

4. Paul Adalah Selebriti

Paul telah menjadi artis hot yang paling populer di Oberhausen, kota, yang menurut Wikipedia, berpenduduk 214.000 jiwa dan luasnya 77 kilometer persegi. Selama ini, Oberhausen hanya dikenal karena memiliki pusat perbelanjaan terbesar di Jerman, Centro.

5. Bukan Gurita Jerman

Meskipun gurita jantan ini sekarang tinggal di Akuarium Sea Life Centre, Oberhausen, Jerman, Paul sebenarnya kelahiran Weymouth Sea Life Park, Inggris, lalu dipindahkan ke Jerman.

Paul sebelumnya tak pernah membuat prediksi apa pun (Fiona Smith, seorang staf di Weymouth Sea Life Park, yang pernah mengurus Paul).

6. Mesin wang

Dengan ramalan seperti itu, Paul membuat Akuarium Sea Life Centre, Oberhausen lebih ramai dan lebih kaya. Mungkin itu juga dapat membuat pengunjung lebih kaya dengan mengandalkan ramalan-ramalannya sebelum bertaruh.

7. IQ Tinggi

Gurita adalah haiwan yang memiliki IQ tinggi dan terbukti memiliki ingatan kuat.

8. Selebritas di Facebook dan Twitter

Paul telah menjadi selebritas baru d Facebook dan Twitter. Kata "Paul the Octopus" dan "Pulpo" (bahasa Spanyol untuk Gurita) masuk sepuluh besar kata kunci Twitter yang paling top sedunia.

9. Tiada Rekayasa

Paul meramal hasil pertandingan dengan membuka tutup salah satu dari dua wadah makanan di akuariumnya. Staff Oberhausen Sea Life Centre, Tanja Munzig, membantah dugaan bahwa ada sesuatu yang diletakkan di salah satu wadah.

10. Siapa Takut

Meski ada ancaman dari suporter Argentina yang menyalahkannya atas tersingkirnya Lionel Messi dari Piala Dunia 2010 karena kalah 0-4 dari Jerman, pengelola Aquarium Sea Life Centre tak takut.

Sumber: Tempo

Sunday, February 21, 2010

INFO : Garam Bukit Himalaya

Garam bukit


Asal usul Garam Bukit

Garam Bukit ™ adalah berasal dari sumber alam semulajadi iaitu dari pergunungan Himalaya di sebuah kawasan bernama Karakoram di timur negara Pakistan. Garam Bukit telah wujud dengan semulajadinya sejak jutaan tahun yang lalu dan merupakan sumber yang bersih dan garam yang bebas dari sebarang pencemaran

Kandungan Garam bukit

.100% Asli – Mengandungi 84 " natural" elemen yang diperlukan oleh tubuh badan manusia:

hydrogen, lithium, beryllium,boron, carbon,nitrogen, oxygen,fluoride, sodium, magnesium,aluminum, silicum,phosphor us,sulfur, chloride, calcium, scandium,titanium, vanadium, chromium, manganese, iron,cobalt,
nickel,copper, zinc,gallium, germanium, arsenic,
selenium,bromine, rubidium, strontium, yttrium,
zirconium,niobium, molybdenum, ruthenium, rhodium,
palladium,silver, cadmium,indium, tin,antimony,
tellurium,iodine, cesium,barium, lanthanum, cerium,
praseodymium, samarium, europium, gadolinium,
terbium,dysprosium, holmium,erbium, thulium,ytterbiu m,
lutetium,hafnium, tantalum, fungsten,rhenium. Osmium,iridium, platinum, gold ,mercury ,thallium,lead, bismuth,
polonium,astatine, francium, radium,actinium, thorium,protacti nium,
uranium,neptunium and plutonium.



Maklumat di bawah adalah dari Natural Resources, Inc., pengarang buku, "Water & Salt, The Essence of Life" oleh Dr. Barbara Hendel, MD and Biophysicist, Peter Ferreira.

Cahaya matahari telah mengeringkan laut dahulukala yang wujud sejak berjuta-juta tahun http://photos1.blogger.com/blogger/1126/2151/320/authors.jpgdahulu sehingga garam bukit terjadi. Garam bukit ini kelihatan jernih dan semulajadi . Ia terbentuk akibat berlaku tekanan. Semakin tinggi tekanan semakin sempurnalah bentuk dan strukturnya . Mengikut maklumat yang diperolehi garam bukit ini adalah satu-satunya berstruktur geometrik pernah ditemui . Antara warna yang biasa didapati adalah putih, pink , oren kemerah-merahan . Lagi banyak kesempurnaan geometri garam makin tinggi nilainya. Samalah seperti berlian .

Suatu ketika dahulu garam bukit dikenali sebagai " Raja Garam atau emas putih " kerana ia hanya dihidangkan kepada golongan diraja sahaja . Elemen garam yang amat kecil memudahkan sel badan kita untuk menyerap unsurnya. Ia tidak cerna dalam badan malah ia tidak mengandungi kalori merbahaya . Dari sudut geologi garam ini juga dikenali sebagai " halite " ( garam biasa ) yang berkomposisikan sodium klorida .NACL .

Kuasa Garam Untuk Bertukar

Dari kaca mata sains , garam mempunyai nilai yang unik . Berbanding struktur kristal yang lain , struktur atom garam bukan berbentuk molekul tetapi berbentuk caj elektrik. Fakta ini membuktikan garam mampu berubah bentuk . Semasa kristal Kuarza direndam ke dalam air ia langsung tidak bertukar menjadi molekul walaupun ia berstruktur kristal .Sungguh pun kristal boleh membekalkan tenaga, corak frekuensi tenaga bergantung kepada corak air , yang dengan mudahnya terlarut . Kristal Kuarza berkeadaan kekal . Ia terlalu kaku untuk larut atau dikaitkan dengan polaritinya .

Apabila garam larut dalam air , ia mencair semasa itu terbentuklah sole ( so-lay ) . Sole adalah berupa bukan air bukan juga garam. Sebaliknya apabila berlaku proses penyejatan sole menjadi garam semula .Perubahan garam ini tidak menentukan yang ia tidak semestinya berlaku proses metabolise dalam badan kita . Kanji akan bertukar menjadi gula , protein akan menjadi asid amino dan lemak pula bertukar menjadi gliserin dan asid . Garam tetap garam . Ia secara terus dapat digunakan didalam sel badan dalam bentuk ion yakni sole .Semua makanan mesti berpecah mengikut polaritinya supaya badan dapat menggunakannya. Tetapi garam terus kekal dalam bentuk asalnya malah ia memasuki bahagian otak kita .

Garam dan Aktiviti otak

Malah proses yang paling mudah dalam badan kita memerlukan garam atau unsur semulajadinya yang berbentuk ion. Sebagai contoh adalah tugas sistem saraf kita untuk menghantar rangsangan yang telah direkod melalui deria input ke otak kita . Dan kemudiannya menghantar maklumat ini kembali kepada otot untuk bertindak balas mengikut rangsangan yang berlaku .

Muncul potensi elektrik berlaku pada dinding membran sel apabila ion caj potassium yang positif meninggalkan sel dan kerana saiznya yang besar juga ion caj sodium yang positif tidak dapat memasukinya . Bahagian luaran menjadi caj positif dan bahagian dalaman menjadi caj negatif . Apabila sistem saraf menerima rangsangan membrannya tiba-tiba menjadi polar bertentangan dan akibatnya telah diresapi oleh ion sodium .

Dalam masa 1 /1000 saat , potensi elektrik berubah dan dibebaskan , dengan setiap denyutan saraf , 90 mill volt tenaga terhasil. Rangsangan yang diterima kini bertukar menjadi fikiran dan perbuatan . Tanpa unsur potassium dan sodium dalam garam, proses ini mustahil berlaku . Apalagi untuk berfikir , apalagi untuk bertindak juga mustahil tanpa kehadiran unsur berkenaan.

Tindakan minum segelas air , memerlukan berjuta-juta arahan yang berlaku melalui dorongan . Pada mulanya hanyalah fikir nak minum . Fikiran itu bukan apa-apa tapi adalah frekuensi elektromagnet . Garam bertanggungjawab untuk membolehkan frekuensi itu ditukarkan menjadi arahan kepada otot dan organ .

Bagaimana Garam Boleh Bertukar Menjadi Sodium Klorida ?

Dengan kewujudan perkembangan industri , garam asli telah mengalami pembersihan kimia dan berkurang menjadi kombinasi sodium dan klorida . Mineral penting dan jejak unsurnya telah dibuang menjadi tidak asli lagi. Walau bagaimana pun sodium klorida adalah tidak asli, terasing dan bahan kurang menyihatkan dan tiada persamaan dengan garam .

Sama dengan gula putih bertapis , garam suatu ketika dahulu dianggap emas putih ,telah bertukar menjadi racun putih ! Walau bagaimanapun , ada sebab penting terakhir dibiarkan bersama dengan unsur-unsur asli lain yang ditemui dalam badan kita . Sodium klorida adalah bahan yang bersifat agresif iaitu bio-kimia, dimana sentiasa mencari persamaan setara untuk menghasilkan kesannya.
Persamaan semulajadi seperti potassium, kalsium magnesium , dan mineral lain serta jejak unsur , menunjukkan dari segi sudut biofizikal , corak frekuensi tertentu. Corak ini menentukan corak struktur geometri dalam badan kita . Apabila struktur ini hilang kita adalah tanpa tenaga dan tidak hidup. Garam tidak sepatutnya digunakan sebagai penambah perisa dalam makanan , tetapi kerana corak vibrasinya yang sama seperti tubuh kita !

Emas Putih Kepada Racun Putih

Sebagaimana biasanya kegunaan garam didapur , begitulah juga hubungan jumlah penyakit dengan garam harian . Hidup adalah mustahil tanpa garam. Tetapi penggunaan garam boleh membunuh kita . Mengapa begitu??? Ini kerana garam biasa kita tidak mengandungi apa-apa yang sama dengan garam kristal yang sedang kita perkatakan di sini. Garam pada hari ini bukanlah garam biasa tetapi sodium klorida .
Garam asli sepatutnya terdiri daripada bukan hanya dua tetapi lengkap dengan semua unsur semulajadinya . Ini ada persamaan dengan unsur yang dibina oleh badan kita dan semulajadinya ditemui wujud dari " laut dahulukala " dimana semua hidupan bermula.

Yang menariknya , darah kita berbentuk sole , mengandungi sama larutan garam sebagaimana laut dahulukala iaitu cecair terdiri dari air dan garam. Nisbahnya kepekatannya sama , sebagaimana wujud berakhirnya hidup laut dahulukala . Sole ini mengalir menerusi lebih dari 56,000 batu aliran air dan salur darah menerusi hidupan kita dengan desakan graviti , terapung , mengawal dan mengimbang tugas dalam badan kita.

Bagaimana Garam Membebankan Tubuh kita

Badan kita memerlukan 0.007 auns garam sehari . Sebahagian daripada kita mengalami kekurangan garam, walaupun kita terlebih penuh dengan sodium klorida. Apabila penggunaan garam kita kurang dari 0.007 auns sehari , berlaku ketagihan garam. Mengikut purata perkapita penggunaan garam harian di US adalah antara 0.4 hingga 0.7 auns. Walau bagaimanapun , badan kita hanya mampu mengumuhkan 0.17 auns hingga 0.25 auns sehari menerusi buah pinggang bergantung kepada umur , resam badan dan jantina.
Badan mengenalpasti garam biasa sebagai racun bersel dan bukan bahan semulajadi dan mahu memusnahkannya secepat mungkin untuk melindungi dirinya. Ini menyebabkan bebanan mendadak pada tubuh kita untuk berkumuh. Dalam hampir semua produk pengawetan, garam digunakan sebagai salah satu proses mengawet. Jadi dengan menambah garam pada bahan yang sedia awet, badan menerima lebih garam dari jumlah yang sepatutnya dikumuhkan.

Akibat Penggunaan Garam Biasa.

Kesan menggunakan garam biasa telah membentuk keasidan edema yang tinggi atau lebihan cecair dalam tisu badan punca penyebab terjadinya selulit. Sebab itulah doktor melarang kita mengambil garam lebih. Untuk setiap .035 auns sodium klorida yang tidak boleh dimusnahkan oleh badan menggunakan 23 kali ganda jumlah sel airnya untuk meneutralkan garam itu.
Kalau kandungan masih terlalu tinggi pengkristalan semula berlaku semasa badan menggunakan semula protin lemak haiwan yang tidak dicernakan ( non-degradable ) biasanya terdapat dalam susu ) yang juga tidak berguna dan tidak dapat dilupus atau dimusnahkan . Protin inilah yang digunakan oleh badan untuk untuk membentuk asid urik untuk menghindarkan lebihan garam. Oleh kerana badan tidak dapat membuang asid urik , ia telah mengikat dirinya dengan sodium klorida untuk membentuk kristal baru dan menempatkan dirinya terus ke dalam sendi tulang .
Inilah yang menimbulkan pelbagai jenis penyakit Artritis , gout ( sengal tulang ) , karang buah pinggang dan pundi hempedu ( gall bladder ) . Pengkristalan ini merupakan jalan penyudah keselamatan untuk sel badan dan organ bagi melindungi badan dari mengalami kerosakan mahupun keracunan akibat pengambilan makanan yang tidak betul. Dalam jangka masa panjang ia meracuni sistem badan kerana bahan berkenaan tidak dapat dikumuhkan.

INFO : Panduan elak meroyan



Kelahiran bayi yang dinantikan selama ini seharusnya memberi sinar baru dalam kehidupan. Anda sepatutnya bergembira dengan kelahiran si manja. Namun yang demikian, terdapat segelintir ibu yang mengalami masalah kemurungan selepas bersalin atau dalam masyarakat Melayu disebut ‘meroyan’.

Dianggarkan kira-kira 80% ibu mengalami masalah sebegini dan 10% daripadanya terjadi pada tahun-tahun pertama selepas ibu melahirkan bayi mereka. Sehubungan itu, terdapat doktor yang boleh mengesan masalah ini sejak daripada ibu hamil lagi. Namun yang demikian, jumlahnya terlalu kecil. Doktor-doktor tersebut biasanya merupakan doktor yang biasa dikunjungi oleh ibu bagi setiap kehamilannya.

Dengan itu, doktor berkenaan mudah bertindak balas dari awal lagi untuk menghalang masalah kemurungan daripada terus berlanjutan. Dalam pada itu, sekiranya anda mempunyai simptom-simptom seperti insomnia, tidak boleh menumpukan tumpuan sewaktu melakukan sebarang jenis kerja, mudah tersentuh sehingga mengalirkan air mata, tidak berselera makan, bimbang tanpa ada sebab dan yang seumpama dengannya, anda digalakkan untuk mendapatkan nasihat daripada pakar ginekologi dan obstetrik anda secepat mungkin. Ini kerana simptom-simptom itu adalah antara petanda anda mengalami masalah post partum. Sebelum terlambat, lebih baik anda mencegahnya terlebih dahulu.

Terdapat beberapa teknik lain yang boleh anda praktikkan untuk mengatasi masalah ini. Caranya mudah sahaja. Anda perlulah bersikap realistik dan jangan sesekali mengharapkan sesuatu yang di luar kemampuan anda sendiri.

Berikut adalah cara-cara yang boleh membantu anda menghalang kemurungan selepas bersalin.

1. Sesuaikan diri

Sememangnya memikul tanggungjawap sebagai seorang ibu adalah berat, lebih-lebih lagi bagi yang pertama kali melahirkan bayi. Anda perlu peruntukkan masa 24 jam untuk melayan karenah bayi yang memerlukan perhatian sepenuhnya daripada anda. Namun, anda masih perlu memenuhi tuntutan ini walaupun kadangkala mengadu kepenatan. Untuk itu, anda perlulah bersikap positif dan menyesuaikan diri dengan peranan baru. Lihatlah tanggungjawap anda itu sebagai satu lagi tugas baru yang menyeronokkan dalam kehidupan anda.

2. Rehatkan diri

Luangkan sedikit masa sekurang-kurangnya 10 minit dengan berehat sebentar seperti melakukan meditasi ataupun mandi. Paling tidak pun, tarik nafas panjang untuk meleraikan keletihan. Dengan yang demikian, anda dapat mengelakkan diri daripada bermurung. Hasilnya, anda akan lebih tenang dan dapat menjalinkan hubungan dengan bayi dengan lebih rapat.

3. Tidur

Ini merupakan terapi yang paling hebat! Bayi biasanya mengambil masa yang panjang untuk tidur di siang hari. Jadi, salah satu cara untuk anda mengatasi kemurungan ialah dengan mencari masa untuk melelapkan mata sewaktu bayi tidur. Jadi, anda dapat berehat sebentar. Gunakan masa tersebut untuk menggantikan semula tidur anda yang sering terganggu di malam hari. Usahlah anda menyibukkan diri untuk melakukan kerja-kerja rumah. Kerja-kerja tersebut boleh dilakukan pada lain masa. Yang penting, anda mendapatkan tidur yang mencukupi untuk kekal bertenaga sepanjang hari.

4. Bersenam

Ibu yang rajin bersenam sebelum dan selepas bersalin cenderung untuk memiliki emosi yang lebih setabil. Namun, sekiranya anda terdiri daripada golongan yang malas bersenam, masih belum terlambat untuk mengubahnya. Tidak perlulah anda melakukan senaman yang berat. Cukup sekadar senaman ringan sahaja. Lakukannya secara santai dan bersahaja. Matlamat anda sekarang bukan untuk menguruskan badan tetapi untuk membantu diri berasa lebih tenang bagi menghindari masalah kemurungan.

5. Usah risau

Bagi yang bekerja sepenuh masa, anda tentu mempunyai perancangan kerja yang tersendiri. Anda mungkin perlu menyenaraikan perkara-perkara yang perlu dilakukan bagi mempastikan perjalanan kerja berjalan lancar. Ada juga sesetengah ibu yang mempunyai sikap cerewet dalam melaksanakan sesuatu kerja. Setelah bergelar ibu, anda mungkin hanya mampu menghabiskan sebahagian daripada senarai kerja berkenaan sahaja. Jadi, anda risau kerana tidak mampu menyempurnakannya sebaik mungkin. Jangan begitu! Mulai sekarang, belajarlah untuk menjadi seorang yang lebih fleksibel. Beri peluang kepada diri sendiri. Berikan waktu tambahan bagi melakukan sesuatu kerja. Anda juga boleh mengajar minda untuk menyudahkan kerja yang berbaki pada keesokkan harinya pula.

6. Bantuan

Dapatkan bantuan sama ada daripada ahli keluarga mahupun kawan-kawan sewaktu anda perlu melakukan tugas-tugas penting. Sebagai contoh, anda boleh meminta ibu, kakak atau adik untuk menjaga anak sewaktu anda perlu menghadiri tugasan luar kawasan dan sebagainya.

7. Kawan

Mengasingkan diri akan menambahkan lagi kemurungan. Ketahuilah! Bukan anda seorang sahaja yang mengalami masalah sebegini. Ramai lagi ibu lain di luar sana yang menghadapi masalah yang sama. Jadi, adalah lebih baik jika anda mencari kawan-kawan yang turut mengalami masalah yang sama seperti anda. Dengan itu, anda dan mereka dapat berkongsi pengalaman sekali gus dapat membantu anda menjaga bayi dengan lebih baik.

8. Belajar

Masa untuk anda menecap keseronokan bergelar ibu masih lagi panjang. Pada mulanya, anda mungkin agak sukar menyesuaikan diri. Pada ketika inilah perasaan tidak menentu akan muncul. Ingat! Anda dan bayi memerlukan masa untuk menyesuaikan diri masing-masing. Ambillah masa dan bergembiralah menjadi seorang ibu.

9. Tiada yang sempurna

Lazimnya, golongan yang mengalami masalah kemurungan ialah orang yang mementingkan kesempurnaan. Apabila anda tertekan, ia secara tidak langsung akan mendorong kemurungan. Anggapan bahawa anda bukanlah seorang ibu yang tidak boleh menjalankan tugas dengan baik adalah tidak benar. Tiada sesiapa pun di dunia ini yang sempurna.
Capaian entry berkaitan :
  1. Wanita dan kemurungan
  2. Isteri Hamil, Suami Jangan Kalut!
  3. Tekanan darah rendah - Hipotensi
  4. Ujian rutin semasa hamil
  5. Tips Untuk Membantu Pasangan Yang Ingin Hamil
  6. Zat besi optimalkan perkembangan otak
  7. Jangan pandang ringan sakit pedih hulu hati
  8. Sumber makanan untuk segera hamil

Saturday, January 23, 2010

INFO : Buah Putat dibuat ulaman makan bersama sambal tempoyak..

khasiatnya..elak darah tinggi ...belah dan buang bijnya, potong nipis isinya dan cecah dgn sambal tempoyak... muah muah sedap kelat2 lemak rasanya. aku tanam pokok ini di kebun kat kg.
daun putat pula di makan bersama laksa kedah sebagai ulaman..


INFO : Keriang Pulau

88. ulaman... adakah anda mengenalinya. .

terkini hari ini 19 januari 2010 pokok keriang pulau tu dah berbuah lebat... buahnya boleh dimakan... walau dalam pasu aku tanam buahnya menjadi2...

ORANG KELANTAN ADA NAMA LAIN UTK POKOK INI MAAF HAMBA DAH LUPEEE..SILAKAN YG TAHU APA NAMANYA...?? ?

DAUN YG HIJAU MUDA TU DIJADIKAN ULAMAN MENTAH...TAK PERLU DIREBUS


************ ********* ********* ********* ********* ********* ********* ********
KESEMUA ULAMAN INI KAU TANAM DALAM PASU DALAM RUMAHKU...DARI PADA TANAM BUNGA MEMBAZIR JER....

INFO : Pokok Patawali

patawali

Patawali atau nama saintifiknya Tinospora crispa dipercayai dapat merawat sakit kulit, merawat darah tinggi dan kencing manis. Caranya ialah batang pokok ini dipotong, direbus dan diminum airnya.

Pernahkah anda melihat pokok ini? Pokok ini masih banyak lagi dijumpai di kampung-kampung dan ianya mudah hidup dengan menjalar dan menumpang pokok-pokok besar yang lain.

Mungkin anda pernah menggunakan pokok ini dalam merawat sesuatu penyakit. Harap dapat dikongsikan di sini…

TIPS : Memahirkan diri dalam perbualan menggunakan Bahasa Inggeris

Kaedah Permulaan Perbualan

Dengan menggunakan kaedah permulaan perbualan ini, anda sebenarnya belajar cara-cara untuk memulakan sesuatu perbualan itu berdasarkan tujuan perbualan itu. Hal ini amat berkesan dan amat efektif kerana anda cuma belajar teknik untuk memulakan perbualan sahaja dan kemudian menamatkan perbualan itu mengikut kesesuaian situasi.


Tujuan 1: Menolak permintaan/pelawaan


Kadang-kadang anda berada dalam situasi anda perlu menolak sesuatu pelawaan atau apabila anda terpaksa menolak permintaan pertolongan daripada orang lain. Jika anda sekadar berkata ‘no’, maka bunyinya agak kasar dan biadab. Berikut adalah beberapa contoh permulaan perbualan untuk anda menolak sesuatu pelawaan atau permintaan dengan baik:
I’m afraid I can’t…
Saya rasa saya tak boleh…
I’m sorry, but I really…
Maafkan saya, saya memang…
Maafkan saya, saya betul-betul…
Thank you for the offer, but I need/have…
Terima kasih atas pelawaan/tawaran itu, tapi saya kena/ terpaksa…
Sorry, but I don’t particularly like ….
Maaf, tapi saya tak berapa suka/gemar…
I’d really/rather not…
Kalau boleh, saya tak nak/mahu…
Thank you, but it’s not my idea of…
Terima kasih, tapi perkara ini bukan idea yang baik untuk…
Sorry, I’m not really fond of…
Maaf, tapi saya tak gemar/tak berapa suka…
That’s very kind of you, but I really have to…
Baik hati betul awak ni, tapi saya memang/terpaksa…

Info
Lebih sopan untuk anda menyebut thank you atau sorry sebelum anda menolak sesuatu pelawaan atau permintaan. Jangan mulakan ayat anda dengan no kerana perkara ini dianggap biadab dan tidak berhemah.

Contoh pembinaan ayat
1. I’m afraid I can’t join you for lunch today. I have some urgent work to complete.
Saya rasa saya tak boleh sertai awak untuk makan tengah hari. Saya ada kerja penting yang perlu disiapkan.
2. I’m sorry, but I really am busy right now.
Maafkan saya, saya memang sibuk sekarang ini.
Maafkan saya, saya betul-betul sibuk sekarang ini.
3. Thank you for the offer, but I need/have to go home early.
Terima kasih atas pelawaan/tawaran itu, tapi saya kena/terpaksa balik awal hari ini.
4. Sorry, but I don’t particularly like watching wrestling.
Maaf, tapi saya tak berapa suka/gemar menonton gusti.
5. I’d really/rather not go shopping today. I am very tired after the game.
Kalau boleh, saya tak nak/mahu membeli-belah hari ini. Saya amat letih selepas permainan itu.
6. Thank you, but it’s not my idea of resting.
Terima kasih, tapi bukan idea yang baik untuk berehat.
7. Sorry, I’m not really fond of camping.
Maaf, tapi saya tak gemar/tak berapa suka berkhemah.
8. That’s very kind of you, but I really have to decline your offer.
Baik hati betul awak ni, tapi saya terpaksa menolak permintaan awak.


Artikel di atas dipetik daripada Bab 3: Memahirkan Diri Dalam Perbualan dengan Kaedah Permulaan Perbualan dalam buku Cara Mudah Menguasai Kemahiran Berbahasa Inggeris - Perbualan Sehari-hari Dalam Bahasa Inggeris. Maklumat lanjut berkenaan buku ini boleh didapati di
www.books.perintis. com.my.

INFO : Sejarah Orang Tamil di Sumatera Utara.

KOMUNITAS TAMIL DALAM KEMAJEMUKAN MASYARAKAT

DI SUMATERA UTARA[1]

Zulkifli B. Lubis[2]

Pengantar

Komunitas India Tamil telah hadir dan menjadi bagian yang signifikan dalam perkembangan kebudayaan di Nusantara sejak beberapa abad yang lalu, terutama di sebagian masyarakat yang ada di Pulau Sumatera. Interaksi mereka yang sudah panjang dalam bilangan sejarah dengan komunitas lokal di Nusantara, sudah barang tentu, menjadikan pembahasan tentang komunitas ini bisa dibuat dari beragam aspek, lokus, perspektif dan kurun waktu. Pengenalan saya tentang komunitas Tamil dan kebudayaan mereka, harus saya akui, masih sangat dangkal sehingga bahan yang disampaikan di sini boleh jadi baru mengulas selembar kulit ari dari lapis-lapis kebudayaan mereka yang sangat kompleks. Saya baru mulai menaruh perhatian dan mencoba mengumpulkan bahan-bahan informasi tentang komunitas Tamil dan kebudayaannya ketika saya menulis sebuah makalah tentang adaptasi dan jaringan sosial komunitas Tamil dan Punjabi di Medan, yang saya sampaikan dalam sebuah konferensi di Pulau Penang pada 2003 lalu[3]. Paparan yang saya sampaikan dalam forum ini, karenanya, sebagian besar masih mengacu kepada tulisan tersebut.

Penduduk imigran dalam kemajemukan masyarakat di Sumatera Utara

Kita seringkali terjebak oleh terminologi penduduk asli dan pendatang sehingga seakan-akan kita bisa dengan mudah mengkategorisasikan orang atau suatu kelompok tertentu sebagai bagian dari kita atau bukan. Dari perspektif sejarah peradaban manusia dan perpindahannya dari suatu tempat ke tempat lain dalam berbagai kurun waktu, yang lebih tepat barangkali adalah kategori pendatang awal dan pendatang kemudian. Memanng, sejarah peradaban manusia selalu dipenuhi oleh peristiwa perpindahan massif dari satu tempat ke tempat lain, baik yang berlangsung secara alamiah maupun karena terpaksa. Dengan perpindahan manusia yang massif tersebut terjadilah proses difusi kebudayaan, akulturasi dan assimilasi. Kisah-kisah kehadiran satu kaum di tengah-tengah kaum yang lain sebagai akibat dari gerak migrasi penduduk sudah lama menjadi perhatian dan bahan kajian kalangan ilmuwan sosial. Berkembangnya kota-kota besar dunia yang juga disesaki oleh migran dari pedesaan maupun dari luar negeri bahkan telah lama menjadi arena para ilmuwan, khususnya antropolog, untuk mempelajari proses-proses adaptasi kaum migran terhadap kehidupan di perkotaan, gejala etnisitas dan kelas-kelas sosial di kota, urbanisme, dan juga masalah-masalah kaum miskin di perkotaan (lihat George Gmelch & Walter P. Zerner, 1980).

Potret kemajemukan budaya karena adanya perpindahan penduduk secara massif tersebut dapat kita temukan salah satunya di kota Medan. Kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara, adalah sebuah kota yang tumbuh pesat sejak pertengahan abad ke-19 sebagai sebuah kota berpenduduk majemuk baik dari kalangan penduduk pribumi maupun imigran dari kawasan Asia seperti Cina, India, Arab dan imigran dari kawasan Asia Tenggara[4]. Gerak perpindahan kaum migran ke kota Medan tidak lepas dari tarikan magnit pertumbuhan kota ini sebagai sentra kemajuan ekonomi sehingga dijadikan sebagai tempat tujuan baru yang menjanjikan harapan untuk perbaikan hidup. Sudah luas diketahui bahwa kota Medan dan Tanah Deli (Sumatera Timur) pada umumnya yang pernah dijuluki sebagai “Het Dollar Land” berkembang sangat cepat sejak pertengahan abad ke-19 seiring dengan perkembangan industri perkebunan (mulanya perkebunan tembakau) yang dirintis oleh Jacobus Nienhys sejak 1863. Buruh-buruh dari Cina, India dan Pulau Jawa ketika itu didatangkan dalam jumlah besar oleh pengusaha-pengusaha perkebunan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Selain mereka yang didatangkan sebagai kuli, migran lain pun terus berdatangan ke kota ini untuk tujuan berdagang dan mengisi berbagai lowongan pekerjaan yang tersedia.

Fenomena kota Medan sebagai sebuah kota berpenduduk majemuk yang dihuni oleh migran lokal dan regional pernah menjadi bahan kajian antropolog Edward Bruner, yang antara lain memfokuskan kajiannya pada proses-proses adaptasi migran Batak Toba (lihat Bruner, 1961)[5]. Demikian juga antropolog Usman Pelly (1994) pernah melakukan kajian tentang proses urbanisasi dan adaptasi migran Minangkabau dan Mandailing di kota Medan, yang menurut beliau sangat ditentukan oleh misi budaya yang dimiliki oleh masing-masing kelompok etnik. Sementara itu, kajian-kajian tentang migran asing seperti orang Cina, India dan Arab yang juga telah sejak lama hidup di kota Medan sejauh ini belum banyak mendapat perhatian dari para ilmuwan. Khusus tentang orang India, memang sudah ada tulisan dari A. Mani (1980) yang berusaha memotret gambaran kaum migran India di Sumatera Utara, sebagai bagian dari tulisan yang dimuat dalam Indian Communities in Southeast Asia (K.S.Shandu & A. Mani, 1980).

Ketertarikan saya pada masalah migran asal India ini bermula dari pengamatan tentang fenomena adaptasi dengan penduduk pribumi yang relatif kontras antara migran India maupun Arab dengan migran asal Cina. Dalam pandangan kalangan awam, warga keturunan Cina di Medan cenderung eksklusif dan relatif kurang bergaul dengan penduduk pribumi, sementara orang Arab misalnya hampir melebur menjadi bagian yang nyaris sama dengan komunitas tempatan. Sementara itu, terhadap warga keturunan India pandangan dan streotip negatif tidak sekuat terhadap orang Cina, dan dalam pandangan kaum awam mereka lebih mampu beradaptasi dengan penduduk pribumi. Menarik juga untuk dicatat bahwa, orang-orang Cina yang pada awalnya datang ke Medan sebagai kuli perkebunan kemudian telah berkembang menjadi satu kelompok yang menguasai ekonomi, sementara migran keturunan India yang juga datang dalam kurun waktu yang sama dan untuk sebagian dengan status yang sama, tampaknya tidak memperlihatkan kemajuan penguasaan ekonomi semaju orang Cina. Tulisan ini tidak bermaksud memberikan jawaban terhadap perbedaan perkembangan yang dialami oleh migran keturunan Cina dan India di kota Medan, tetapi lebih fokus pada upaya pemotretan secara garis besar keberadaan komunitas India, khususnya orang Tamil di kota Medan.

Kedatangan Orang India di Sumatera Utara

Bahwa pengaruh kebudayaan India sangat kuat dalam kehidupan bangsa Indonesia sudah menjadi pengetahuan awam, dan proses penyerapan unsur-unsur budaya India oleh berbagai komunitas yang ada di negeri ini juga masih berlangsung hingga hari ini. Temuan-temuan arekologis di Sumatera maupun di Jawa mulai dari abad ke-7 M hingga abad ke-14 memperlihatkan kesinambungan kehadiran peradaban India di Kepulauan Nusantara (lihat Y.Subbarayalu, 2002a) Untuk konteks Sumatera Utara misalnya, kehadiran orang-orang India sudah terekam dalam sebuah prasasti bertarikh 1010 Saka atau 1088 M tentang perkumpulan pedagang Tamil di Barus yang ditemukan pada 1873 di situs Lobu Tua (Barus), sebuah kota purba di pinggir pantai Samudera Hindia. Prof. K.A. Nilakanta Sastri (1932) seperti dikutip dari tulisan Y. Subbarayalu (2002) menulis tentang prasasti itu sebagai berikut :

“ Fragmen prasasti dari Loboe Toewa berharga untuk dijadikan sebagai bukti yang jelas bahwa aktivitas perdagangan mereka (yaitu perkumpulan pedagang Tamil) telah menyebar ke Sumatera. Mungkin tidak tepat menyimpulkan berdasarkan prasasti itu bahwa bahasa Tamil telah digunakan dalam dokumen-dokumen umum di Pulau Sumatera pada abad ke-11 Masehi; namun jelas bahwa sekumpulan orang Tamil telah tinggal di Sumatera secara permanen atau semi permanen, dan termasuk di antaranya tukang-tukang yang mahir mengukir prasasti di atas batu..”

Keberadaan kaum pedagang Tamil pada abad ke-11 di pantai barat Sumatera, kemudian dikaitkan oleh sejumlah penulis dengan migrasi yang mereka lakukan ke arah pedalaman Sumatera karena terdesak oleh kekuatan armada pedagang-pedagang dari Arab/Mesir (Brahma Putro, 1979). Brahma Putro, seorang warga suku Karo yang menulis buku “Karo dari Jaman ke Jaman” (1979) menyebutkan bahwa orang-orang Tamil yang terdesak dari Barus kemudian terasimilasi dengan suku Karo yang tinggal di Dataran Tinggi Tanah Karo (pedalaman Sumatera), dan mereka inilah di kemudian hari yang menjadi keturunan marga (klen) Sembiring (Maha, Meliala, Brahmana, Depari), Sinulingga, Pandia, Colia, Capah, dsb. Secara fisik warga Karo dari kelompok klen tersebut memiliki persamaan dengan orang-orang Tamil.

Kehadiran orang Tamil juga bisa diidentifikasi di beberapa tempat lain di Sumatera, antara lain di Suruaso Sumatera Barat berdasarkan temuan batu bertulis (banda bapahek) dalam dua bahasa, salah satunya dalam bahasa India Selatan. Di bagian lain Sumatera, seperti kata Hasan Muarif Ambari (2008), kehadiran etnis Tamil di Nanggroe Aceh Darussalam sudah menyatu dengan masyarakat Aceh. Hanya fisiknya saja yang menunjukkan mereka berasal dari etnis Tamil, selebihnya mereka sudah menyatu sebagai warga Aceh tulen, berbahasa dan beradat-istiadat Aceh. Pada umumnya ‘sisa’ masyarakat Tamil, kata Ambari, tinggal di daerah Pidie dan Aceh Utara. Di daerah Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan, kehadiran mereka diduga kuat terjadi pada abad ke-13 atau 14 yang bisa diidentifikasikan dari keberadaan peninggalan candi di daerah Portibi, Saba Biara, bahkan yang tertua (diduga abad ke-9 masehi) di Simangambat. Peninggalan dalam bahasa juga masih bisa dikenali dengan mudah, seperti dalam istilah ‘naraco holing’, ‘banua holing’, ‘tumbaga holing’, ‘pijor koling’, dan lain sebagainya.

Tetapi kedatangan orang-orang India dalam jumlah besar dan hingga sekarang menetap dan membentuk suatu komunitas di berbagai bagian wilayah Sumatera timur dan khususnya Medan baru terjadi sejak pertengahan abad ke-19, yaitu sejak dibukanya industri perkebunan di Tanah Deli. Menurut catatan T. Lukman Sinar (2001) di dalam tahun 1874 sudah dibuka 22 perkebunan dengan memakai kuli bangsa Cina 4.476 orang, kuli Tamil 459 orang dan orang Jawa 316 orang. Perkembangan jumlah kuli semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya, yang terbanyak adalah kuli Cina (53.806 orang pada 1890 dan 58.516 orang pada 1900) dan kuli Jawa (14.847 orang pada 1890 dan 25.224 orang pada 1900); sementara kuli Tamil bertambah menjadi 2.460 orang pada 1890 dan 3.270 orang pada 1900.

Selain mereka yang didatangkan oleh perusahaan-perusaha an perkebunan sebagai kuli, migran orang Cina, India dan juga Arab mulai berdatangan ke Sumatera timur untuk berdagang dan menjadi pekerja di bidang-bidang lain. Migran dari India yang datang untuk berdagang antara lain adalah orang-orang dari India Selatan (Tamil Muslim) dan juga orang Bombay serta Punjabi. A. Mani (1980:58) menyebutkan bahwa di luar pekerja kontrak di perkebunan, orang-orang India yang lain juga banyak datang ke Medan untuk berpartisipasi memajukan berbagai sektor usaha yang sedang tumbuh di kota ini; seperti kaum Chettiars atau Chettis (yang berprofesi sebagai pembunga uang, pedagang dan pengusaha kecil); kaum Vellalars dan Mudaliars (kasta petani yang juga terlibat dalam usaha dagang); kaum Sikh dan orang-orang Uttar Pradesh. Selain itu juga terdapat orang-orang Sindi, Telegu, Bamen, Gujarati, Maratti (Maharasthra) , dll. Tetapi orang-orang Indonesia pada umumnya tak mengenali perbedaan mereka dan secara sederhana menyebutnya sebagai orang Keling dan orang Benggali saja.

Di masa kolonial, buruh-buruh Tamil yang bekerja di perkebunan biasanya dipekerjakan sebagai tukang angkat air, membetulkan parit dan jalan (Lukman Sinar, 2001; Mahyuddin et.al; tt); sementara orang-orang Punjabi yang beragama Sikh biasanya bekerja sebagai penjaga keamanan, pengawal di istana dan kantor-kantor, penjaga toko, dan lain-lain. Orang Sikh yang bekerja di perkebunan juga bertugas sebagai penjaga malam dan pengantar surat; juga memelihara ternak sapi untuk memproduksi susu (Mani, 1980:58).

Pada masa sekarang tidak diperoleh angka yang pasti mengenai jumlah warga keturunan India di kota Medan, karena sensus penduduk setelah tahun 1930 tidak lagi menggunakan kategori etnik. Menurut A. Mani (1980) pada tahun 1930 terdapat sekitar 5000 orang Sikh di Sumatera Utara. Sementara itu A. Mani (1980) memperkirakan bahwa jumlah orang Tamil di Sumatera Utara adalah sekitar 18.000 jiwa; namun ada juga yang menyebut sekitar 30.000 jiwa pada tahun 1986 (Napitupulu, 1992).

Karakteristik Sosial Budaya Komunitas Tamil

Pemukiman

Pada masa kolonial orang-orang Tamil bermukim di sekitar lokasi-lokasi perkebunan yang ada di sekitar kota Medan dan Sumatera Timur. Setelah masa kemerdekaan, mereka pada umumnya berdiam di sekitar kota, yang terbanyak di kota Medan, juga di Binjai, Lubuk Pakam dan Tebing Tinggi. Pemukiman mereka yang tertua di kota Medan terdapat di suatu tempat yang dulu dikenal dengan nama Kampung Madras, yaitu di kawasan bisnis Jl. Zainul Arifin (dulu bernama Jalan Calcutta). Kawasan ini lazim juga dikenal dengan sebutan Kampung Keling, dan sekarang sudah dikembalikan namanya menjadi Kampung Madras. Lokasi perkampungan mereka terletak di pinggiran Sungai Babura, sebuah sungai yang membelah kota Medan dan menjadi jalur utama transportasi di masa lampau. Di kawasan ini hingga sekarang masih mudah ditemukan situs-situs yang menandakan keberadaan orang Tamil, misalnya tempat ibadah umat Hindu Shri Mariamman Kuil (sebagai kuil terbesar) yang dibangun tahun 1884 dan sejumlah kuil lainnya; juga pemukiman dan mesjid yang dibangun oleh orang Tamil Muslim sejak tahun 1887.

Pada masa sekarang ini pemukiman orang Tamil sudah menyebar di sejumlah tempat di seluruh Medan dan sekitarnya, seperti diuraikan dalam tabel berikut.

Tabel Konsentrasi Pemukiman Orang Tamil di Medan dan Sekitranya

No

NAMA LOKASI

MAYORITAS AGAMA

RUMAH IBADAH

1 Jl. Teratai, Jl.Dr. Cipto Hindu, Buddha Kuil Shri Mariamman
2 Kesawan Hindu, Islam Dulu ada kuil, tapi sudah dipindahkan ke Kuil kaliaman sekarang (jl Taruma/Kediri)
3 “Pondok Seng” (Jl. T. Cik di Tiro) Sudah digusur kira-kira 10 thn lalu, dulunya Kristen, Buddha, Hindu Kuil Muniandi

Di Jl. Muara Takus

“dianggap dewa yang berlaku jahat”

4 Kebun Bunga Hindu, Islam Kuil Subramaniam (digunakan oleh kaum Chetty yg tinggal di Jl, Mesjid); juga ada mesjid org Tamil
5 Kampung Keling/Desa Madras Hulu Hindu Kuil Shri Mariamman; kuil Sikh,
6 Kampung Kubur Hindu, Islam, Buddha, Kristen Mesjid org Tamil

(South Indian Moslem Muslim)

7 Jl. Taruma/Kediri Hindu Kuil Kaliamman
8 Komplek Jl. Kang-kung /

Jl. Darat/ Jl. Abdullah Lubis

Orang Telenggu, agama Hindu, Buddha, Islam, Katolik Kuil Mariamman
9 Kampung Anggrung/Jl. Polonia/Gang A,B,C,D, E/ Jl. Mongonsidi/Jl. Karya Kasih Buddha Ada vihara, ada kuil, ada gereja Tamil Indonesia
10 Pantai Burung, Kampung Aur, Sukaraja, Kebun Sayur/dekat Kowilhan; Jl. Mangkubumi Hindu, Buddha, kristen, Islam Ada kuil Shri Mariamman
11 Jl. Pasundan, Jl. PWS, Sikambing, Jl. Sekip, Jl. Karya Sei Agul, Jl. Sei Sikambing Hindu, Buddha Ada kuil Guru Bakti, ada kuil Shri Mariamman
12 Kampung Durian/Medan timur Hindu Ada kuil Shri Mariamman
13 Jl. S. Parman/ G.Pasir, G. Sauh/ Jl. Hayam Wuruk, Pabrik Es (Jl. S.Parman/dkt St. Thomas) Buddha, Hindu, Kristen Kuil Shri Mariamman, ada vihara Buddha, ada mesjid, ada gereja (?)
14 Jl. Malaka, Jl. Gaharu, Jl. Serdang Hindu
15 Glugur, Jl. Bilal, Pulo Brayan/Lr 7, 21,22, 23, Sampali, Mabar Hindu, Buddha Kuil Shri Mariamman
16 Pasar III Pd Bulan, Jl. Sei Serayu Karang Sari Polonia, Tanjung Sari, Medan Sunggal Hindu, Buddha, Islam Ada kuil shri Mariamman
17 Desa Helvetia Hindu, Buddha, Kristen Katolik Kuil Shri Mariamman
18 Kampung Lalang, Diski Katolik, Hindu, Buddha, Islam Kuil Shri Mariamman
19 Kuala Bekala, Tuntungan/Pondok Keling (daerah kebun) Hindu Kuil Shri Mariamman
20 Binjai/Timbang Langkat Hindu, Buddha, Islam Kuil Shri Mariamman
21 Langkat/Padang Cermin (daerah kebun), Tj Beringin, Selesai (daerah kebun), Tanjung Jati (daerah kebun), Tanjung Pura Hindu, Islam Kuil Shri Mariamman
22 Lubuk Pakam, Batang Kuis Hindu, Buddha, Islam Kuil Subramaniam
23 Tebing Tinggi/Kampung Keling Hindu, Buddha, Islam Kuil shri Mariamman
24 Pertumbukan/ Deli Serdang Hindu, Islam
25 Kisaran/ Asahan Hindu

Sebuah laporan menyebutkan bahwa penduduk Tamil yang berjumlah kira-kira 30.000 jiwa di Medan dan sekitarnya, terbagi atas 66 % yang menganut agama Hindu, 28 % agama Buddha, 4,5 % beragama Katolik dan Kristen; dan 1,5 % yang beragama Islam (Napitupulu, 1992). Dalam sebuah wawancara dengan Pastor James Bharataputra (Juli 2003), pimpinan Graha Anne Maria Velankanni di Medan, disebutkan bahwa jumlah umat Tamil Katolik di kota Medan saat ini kira-kira 800 orang.

Mata Pencaharian Hidup

Di masa lalu pekerjaan orang-orang Tamil banyak diasosiasikan dengan pekerjaan kasar, seperti kuli perkebunan, kuli pembuat jalan, penarik kereta lembu, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang lebih mengandalkan otot. Hal ini terkait dengan latar belakang orang Tamil yang datang ke Medan, yaitu mereka yang berasal dari golongan dengan tingkat pendidikan yang rendah di India. Mereka inilah yang dipekerjakan di zaman kolonial sebagai kuli di perkebunan-perkebun an milik orang Eropa. Di masa sekarang keturunan mereka banyak yang bekerja sebagai karyawan swasta, buruh, dan juga sebagai sopir. Kalau di masa kolonial sebagian dari mereka menjadi penarik kereta lembu dan pembuat jalan, di masa kini keturunan mereka banyak yang sudah mengusahakan jasa transportasi angkutan barang dan juga menjadi pemborong pembangunan jalan. Keahlian mereka dalam kedua bidang pekerjaan ini banyak diakui orang.

Orang-orang Tamil yang datang secara mandiri ke Medan pada umumnya memiliki jenis mata pencaharian hidup sebagai pedagang. Di antaranya menjadi pedagang tekstil, dan pedagang rempah-rempah di pusat-pusat pasar di Medan. Selain itu mereka juga banyak yang bekerja sebagai supir angkutan barang, bekerja di toko-toko Cina, dan menyewakan alat-alat pesta. Selain itu banyak juga yang melakoni usaha sebagai penjual makanan, misalnya martabak Keling. Pada umumnya, mereka yang berjualan rempah-rempah, tekstil dan menjual makanan adalah orang-orang Tamil yang beragama Islam. Mereka adalah kaum Muslim migran yang datang dari India Selatan hampir bersamaan dengan kedatangan orang-orang India pada umumnya ke Medan pada pertengahan abad ke-19. Di masa sekarang juga sudah terdapat sejumlah orang Tamil yang sukses sebagai pengusaha di level daerah maupun nasional, seperti keluarga Marimutu Sinivasan.

Organisasi sosial dan keagamaan

Sejauh ini tidak ada organisasi yang dapat menghimpun warga Tamil dalam satu kesatuan. Mereka pada umumnya lebih terikat oleh kesatuan berdasarkan kesamaan agama, terutama di kalangan penganut Hindu, Buddha dan Katolik. Sementara mereka yang beragama Islam lebih cenderung melebur menjadi komunitas muslim dimana mereka bermukim. Penganut Hindu terhimpun dalam wadah kuil yang di kota Medan secara kultural menyatu dalam Perhimpunan Shri Mariamman Kuil. Shri Mariamman Kuil yang terletak di Kampung Madras dibangun pada tahun 1884, dan berfungsi sebagai “payung” bagi kuil-kuil lain yang terdapat di sejumlah tempat lain di kota Medan. Hampir di setiap pemukiman warga Tamil dibangun sebuah kuil, yang terbanyak menggunakan nama Shri Mariamman Kuil[6]. Kuil Shri Mariamman juga menghimpun pemuda-pemudi yang aktif di kuil dalam sebuah perhimpunan muda-mudi kuil.

Mereka yang beragama Buddha terhimpun dalam wadah vihara dan organisasi yang disebut Adi-Dravida Sabah; dan untuk kaum remaja ada organisasi bernama Muda-mudi Buddha Tamil. Kaum Buddhis Tamil juga memiliki sejumlah vihara sebagai tempat beribadah, diantaranya adalah Vihara Bodhi Gaya dan Vihara Lokasanti di Kampung Anggrung serta Vihara Ashoka di kawasan Polonia, dan sejumlah vihara di tempat-tempat lain. Kaum Buddhis Tamil secara kelembagaan menyatu dalam wadah Perwalian Umat Buddha Indonesia (Walubi) dan pusatnya adalah Vihara Borobudur.

Warga Tamil Katolik juga memiliki sebuah gereja Katolik yang dibangun pada tahun 1912, yang sebagian besar anggotanya juga tergolong Tamil Adi-Dravida. Tengku Lukman Sinar (2001:76) menyebutkan bahwa sejak tahun 1912 telah ada missionaris Katolik khusus untuk orang-orang India Tamil di Medan. Sebuah gereja lain dibangun pada tahun 1935 oleh pastor Reverend Father James (Sami, 1980:83). Warga Tamil Kristen dan Katolik bermukim di sebuah lokasi yang disebut Kampung Kristen. Menurut Mani (1980) sebagian besar mereka datang dari Malaya, Pondicherry dan Karaikal. Pastor James Bharataputra yang datang ke Indonesia tahun 1967 dan bertugas di Medan sejak 1972, pernah mendirikan sekolah khusus untuk orang-orang India Tamil yang miskin, bernama Lembaga Sosial dan Pendidikan Karya Dharma. Sekarang sekolah itu diambil alih oleh Yayasan Don Bosco, dan menjadi SD St. Thomas 56. Pastor James membeli sebidang tanah di kawasan Tanjung Selamat pada tahun 1979, yang semula direncanakannya untuk tempat pemukiman baru bagi orang-orang Tamil Katolik yang menumpang di sekitar Jl. Hayam Wuruk. Pada tahun 2001 beliau membangun sebuah Kapel untuk umat Tamil Katolik di atas tanah tersebut, yang diresmikan oleh Uskup Agung Medan (Mgr A.G.P. Datubara, OFM,Cap); dan di sebelah bangunan kapel berukuran kecil itu sekarang berdiri sebuah gedung yang bernama Graha Bunda Maria Annai Velangkanni.

Sementara itu, warga Tamil Muslim sejak 1887 sudah memiliki sebuah lembaga sosial yang bernama South Indian Moslem Foundation and Welfare Committee. Warga Tamil Muslim mendapat hibah dua bidang tanah dari Sultan Deli, untuk tempat membangun mesjid dan pekuburan bagi Tamil Muslim. Ada dua masjid yang dibangun oleh yayasan tersebut, satu terletak di Jalan Kejaksaan Kebun Bunga dan satu lagi di Jl. Zainul Arifin. Lokasi pekuburan terdapat di samping Masjid Ghaudiyah (Jl. Zainul Arifin). Tanah wakaf di lokasi Kebun Bunga cukup luas (sekitar 4000 meter) sedangkan lokasi Masjid Ghaudiyah sekitar 1000 meter persegi. Sebagian dari tanah wakaf yang di masjid Ghaudiyah dimanfaatkan untuk lokasi pembangunan ruko, terdiri dari 13 pintu, yang disewakan kepada orang lain dan uangnya digunakan untuk kemakmuran masjid dan menyantuni kaum Muslim Tamil yang miskin. Sampai sekarang yayasan yang menaungi masjid itu terus diurus oleh keturunan Tamil Muslim dan ketika penelitian lapangan tahun 2003 dilakukan masih dipimpin oleh Abu Bakkar Siddiq (45 thn) seorang pedagang dan dibantu oleh Kamaluddin (seorang pengusaha keramik). Sampai dengan tahun 1970-an, setiap tahun dilakukan perayaan hari besar keagamaan yang menghadirkan orang-orang Tamil Muslim di seluruh kota Medan, Tebing Tinggi hingga Pematang Siantar. Kesempatan itu sekaligus menjadi forum silaturahim bagi warga Tamil Muslim, namun perayaan demikian sudah tidak pernah lagi berlangsung belakangan ini.

Selain organisasi sosial yang berbasis keagamaan seperti disebutkan di atas, pada tahun 1960-an terdapat sejumlah organisasi yang bertujuan memprmosikan kebudayaan dan pendidikan Tamil; diantaranya adalah The Deli Hindu Sabah, Adi-Dravida Hindu Sabah, Khrisna Sabah, yang bergerak di bidang keagamaan, sosial dan aktivitas kebudayaan (Mani, 1980:63). Juga ada The Indian Boy Scout Movement, Indonesian Hindu Youth Organization, dan North Sumatera Welfare Association, dan lain-lain. Seorang tokoh Tamil yang kharismatis dan menggerakkan kemajuan bagi orang Tamil di kota Medan adalah D. Kumaraswamy. Pada masa sekarang ini hampir semua organisasi sosial tersebut tidak lagi aktif. Di masa sekarang kita bisa menemukan beberapa lembaga pendidikan yang dikelola oleh orang Tamil di Medan, antara lain adalah Perguruan Raksana, dan lembaga kursus bahasa Inggeris Harcourt International yang memiliki 5 cabang di kota Medan.

Orientasi sosial budaya

Menjadi bagian dari bangsa Indonesia merupakan satu pilihan yang secara sadar dijalankan oleh warga Tamil di Medan dan Sumatera Utara pada umumnya. Mereka teguh dalam soal ini, dan banyak di antara kaum tua orang Tamil yang juga ikut berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia, dan banyak pula di antara warga Tamil yang berstatus sebagai pegawai negeri. Tetapi sebuah keprihatinan muncul di kalangan generasi tua Tamil dewasa ini melihat kenyataan bahwa semakin lama mereka kehilangan identitas kebudayaan Tamil. Sebagian besar generasi muda tidak bisa lagi berbahasa Tamil, bahkan orang tua juga banyak yang tidak mampu lagi menggunakan bahasa itu di lingkungan keluarga. Pendeta Gurusamy, pimpinan Shri Mariamman Kuil, menyebutkan bahwa pelaksanaan peribadatan di kuil-kuil Hindu saat ini juga tidak lagi sepenuhnya dapat dilakukan menurut ketentuan penggunaan mantra-mantra yang berbahasa Tamil maupun Sanskerta. Sebuah upacara penyucian kuil (Kumbhabisegam) Shri Mariamman Kuil di Kampung Durian pada tanggal 13 Juli 2003 harus dipimpin oleh pendeta yang khusus diundang dari Malaysia.

Orientasi politik kaum Tamil di Medan di masa lampau adalah Golkar, namun di era reformasi dengan sistem multipartai sekarang ini mereka tidak lagi terpolarisasi ke suatu partai tertentu. Kaum muda Tamil banyak juga yang aktif di organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila, sehingga mereka semakin dalam terabsorbsi dengan lingkungan pergaulan dan kebudayaan komunitas pribumi.

Penutup

Perjalanan sejarah kehadiran komunitas Tamil di berbagai wilayah Sumatera di masa lampau menunjukkan bahwa arah orientasi social budaya mereka bergerak ke proses asimilasi dengan penduduk tempatan, seperti yang bisa ditemukan di Karo, Aceh, Sumatera Barat dan Mandailing Natal. Dalam kasus tersebut mereka melebur menjadi bagian integral dari etnik dan budaya komunitas tempatan, sehingga sulit untuk mengidentifikasi sosok kultural mereka kecuali hanya dari warisan penampilan fisik seperti dikemukakan oleh Hasan Muarif Ambari (2008).

Gejala yang sama juga terlihat kecenderunganya pada pendatang migrant Tamil kemudian, yaitu mereka yang berpindah ke Sumatera Utara pada abad ke-19 dan sesudahnya. Proses-proses adaptasi sosial budaya komunitas Tamil di Medan khususnya berlangsung lebih intensif dengan komunitas-komunitas tempatan jika dibandingkan dengan orang-orang Punjab. Kenyataan bahwa orang-orang Tamil telah terfragmentasi berdasarkan agama, membuat mereka lebih terbuka untuk berubah, sehingga identitas ke-Tamil-an mereka berangsur-angsur hilang. Bahkan kalangan Tamil Muslim sudah mengidentifikasi diri ke dalam komunitas yang dia masuki, dan kesatuan sebagai sesama agama menjadi lebih kuat dibandingkan dengan kesatuan sebagai sesama warga etnik Tamil.

Dalam era demokratisasi dan globalisasi dewasa ini, pilihan-pilihan baru tentu terbuka bagi warga masyarakat Tamil di Sumatera Utara, apakah mereka akan mengikuti proses historis seperti yang terjadi di masa lalu, yaitu secara perlahan melebur ke dalam kebudayaan yang dominan di suatu negeri, atau kembali menumbuhkan kesadaran identitas mereka sebagai sebuah komunitas sendiri dengan corak kebudayaan yang khas seperti yang mereka wariskan dari leluhur mereka. Dengan penguatan paham multikulturalisme, dimana prinsip kesetaraan, penghargaan, pengakuan dan penghormatan atas hak-hak kultural semua kelompok etnik dan budaya yang berbeda harus diutamakan, maka pilihan untuk menguatkan kembali identitas ke-Tamilan- juga bukanlah sesuatu yang tabu. Dengan prinsip multikulturalisme, kita memandang keanekaragaman suku dan kebudayaan sungguh-sungguh sebagai sebuah mozaik indah yang membangun ke-Indonesia- an, dan di sanalah hakikat Bhinneka Tunggal Ika terwujud. ***

BAHAN BACAAN :

Brahmaputro,

1979 Karo dari jaman ke Jaman; tanpa penerbit

BWS;

2001 Kampung Madras, Sebuah Potret Komunitas India di Medan; naskah buku

Gmelch, George & Walter P. Zerner,

1980 Urban Life : Readings in Urban Anthropology; State University of New York.

Mani, A.

1980 Indian in North Sumatera; dalam K.S. Sandhu & A. Mani “Indian Communities in Southeast Asia; Times Academic Press”. Hal 46.

Napitupulu, Burju Martua

1992 Eksistensi Masyarakat Tamil di Kota Medan: Suatu tinjauan historis; skripsi sarjana sejarah FS USU.

Pelly, Usman

1994 Urbanisasi dan Adaptasi : Peranan Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing. Penerbit LP3ES; Jakarta.

Saifuddin Mahyudin, dkk

Biografi D. Kumarasamy; Naskah belum diterbitkan.

Sandhu K.S. & A. Mani (editors)

1981 Indian Communities in Southeast Asia; Times Academic Press

Sinar, Tengku Lukman,

2002 Sejarah Medan Tempo Doeloe; Cetakan kedelapan; tanpa penerbit

Y. Subbarayalu,

2003 Prasasti Perkumpulan Pedagang Tamil di Barus; Suatu Peninjauan Kembali; dalam Claude Guillot (2002) “Lobu Tua Sejarah Awal Barus”; Yayasan Obor Indonesia dan Pusat Penelitian Arkeologi & Association Archipel.


[1] Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Kebudayaan Etnis India Tamil di Sumatera Utara; diselenggarakan oleh Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan (PUSSIS-UNIMED) di Medan, 28 Mei 2009.

[2] Penulis saat ini mengemban amanah sebagai Ketua Departemen Antropologi Fisip USU

[3] Makalah disampaikan pada “Shared Histories Conference”, Penang, Malaysia, 30 July 2003-3 August 2003, organized by Penang Heritage Trust, sponsored by SEASREP

[4] Lalu lintas perpindahan manusia itu juga berlangsung dari arah sebaliknya meskipun dalam jumlah yang relatif kecil, misalnya terlihat dari arus migrasi orang Minangkabau dan Mandailing dari Sumatera ke Semenanjung Malaysia pada pertengahan abad ke-19, maupun migrasi orang-orang dari Pulau Jawa dan sekitarnya di abad ke-20.

[5] Dalam salah satu tulisannya Edward Bruner menguraikan bahwa kota Medan tidak memiliki satu kebudayaan yang dominan sebagai rujukan adaptasi bagi kelompok-kelompok etnik yang ada di sana; berbeda dengan kota Bandung misalnya dimana kebudayaan Sunda menjadi kebudayaan yang dominan. Ketiadaan kebudayaan yang dominan di kota Medan menjadikan berbagai kelompok etnik yang ada dapat mengekspresikan kebudayaannya secara lebih bebas.

[6] Salah satu kuil yang juga sudah tergolong tua adalah Kuil Thandayuthapani, yang didirikan oleh kaum Chettiar pada tahun 1918. Menurut A. Mani (1980:77) kaum Chettiars, atau disebut juga Nattukotai Naharathars, merupakan sebuah kasta khusus di salah satu distrik di Tamil Nadu. Mereka datang ke Medan seiring dengan kedatangan buruh Tamil ke perkebunan-perkebun an, dan mereka berdagang dan meminjamkan uang kepada orang-orang Tamil maupun penduduk pribumi. Di kalangan warga Medan, mereka ini lazim dikenal dengan sebutan Chetti-chetti.

Dipostkan oleh:

Erond L. Damanik, M.Si.

Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial

Lembaga Penelitian-Universi tas Negeri Medan

Followers

Related Posts with Thumbnails